Hal ini lantaran adanya meriam/canon reaksi cepat AK-725 dan AK-230 di buritan dan haluan KRI Tjiptadi.
Mengutip dari rusarmy.com, AK-725 ialah canon reaksi cepat kaliber 57 mm buatan Uni Soviet sejak tahun 1963, tak berselang lama AK-230 dengan kaliber 30 mm menyusul diproduksi.
AK-725 memiliki jangkauan tembakan sampai 13 km dengan Rate of Fire 100 proyektil permenit.
Baca Juga : Putar Balik Fakta Video Insiden Kapal Pemerintah Vietnam VS TNI AL, Netizen Vietnam Gaungkan Anti Indonesia
Sedangkan AK-230 sendiri ialah meriam Close In Weapon System (CIWS) dimana dapat memuntahkan peluru sebanyak 1.000 kali permenit dengan jarak tembak 1.805 meter.
Kedua meriam reaksi cepat ini mempunyai laras ganda.
Lebih hebatnya lagi kedua meriam sudah dibekali dengan Muff Cob yang berguna untuk mengendalikan akurasi tembakan agar lebih presisi walau target yang dibidik bergerak.
TNI AL sendiri sejatinya memiliki meriam AK-725 dan AK-230 masing-masing 16 pucuk.
Bayangkan saja jika duo meriam ini menyalak ke kapal Vietnam yang menabrak KRI Tjiptadi, 1.100 proyektil dalam semenit dipastikan merobek-robek lambung kapal lawan.
Jadi mudah saja bagi KRI Tjiptadi (kalau diperintahkan) menenggelamkan kapal Vietnam tersebut.