Poskonya pernah dibakar, bahkan dirinya juga pernah diserang hoaks.
"Setelah pencoblosan saya diisukan berobat di Singapura, sampai ada warga yang tanya pak cuci darah ya," kata dia.
Namun, dirinya memaknai semua itu sebagai ujian sebelum memasuki dunia politik yang sesungguhnya.
Dia memandang politik sebagai arena pengabdian.
"Saya pernah sakit parah dan sembuh, saya tunaikan nazar untuk mengabdi pada rakyat, saya punya konsep dan gagasan, yang pasti saya tak akan kecewakan tiga ribu orang yang memilih saya," ujar dia. (*)