Di antara para murid itu terdapat nama-nama Baa-bete, Dolly, dan Shaun.
Girerd muncul di sekolah itu dengan 50 ekor dombanya untuk menghadiri sebuah upacara khusus yang dihadiri para guru, murid, dan pejabat desa.
Baca Juga : Dikira Pemuda yang Ancam Akan Penggal Leher Jokowi, Dheva Suprayoga: Saya Jamin Itu Bukan Saya!
Kepala desa Jean-Louis Maret juga hadir dan menerima akta kelahiran para domba tersebut.
Jean-Louis mempertanyakan aturan ambang batas jumlah murid yang bisa memicu penutupan sebuah kelas atau bahkan sekolah.
"Kini tidak akan ada lagi penutupan," ujar Gaelle Laval, salah satu orangtua murid.
Baca Juga : Penuh dengan Makna, Tradisi Tabuh Beduk Saat Ramadan Buat Belanda Kocar-Kacir Pada Masa Penjajahan
Dia menambahkan, sistem pendidikan Perancis sama sekali tidak mempedulikan kondisi di lapangan dan hanya sibuk berkutat dengan angka. Sementara anak-anak yang datang ke acara itu membawa spanduk berbunyi, "Kami bukan domba".(*)