Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Meninggalnya Ibu Negara Tien Soeharto pada 28 April 1996 silam menjadi misteri.
Pasalnya, beredar rumor yang menyatakan Ibu Tien meninggal akibat tertembak peluru saat Tommy Soeharto tengah bersitegang dengan kakaknya Bambang Trihatmodjo.
Konon tembakan itu dari salah satu di antara dua anak laki-lakinya yang berseteru karena berebutproyek mobil nasional.
Baca Juga: Demi Satu Liter Pertamax Gratis, Emak-emak Pontianak Semangat Mengaji di Bulan Suci
Rumor tersebut pun berkembang sangat pesat, apalagi setelah ibu Tien dikebumikan.
Lantaran kejadian tersebut, ada yang mengatakan jika Tommy Soeharto dan Bambang Trihatmodjo tidak pernah saling berbicara.
Hingga bertahun-tahun lamanya, belum ada satu pun pihak yang mengklarifikasi rumor tersebut.
Baca Juga: Ditinggal Ahok Nikah Lagi, Veronica Tan Justru Disebut Wanita Agung oleh Mantan Menteri
Bahkan hingga saat ini cerita rumor ini terus mengalir.
Namun, kabar miring tersebut akhirnya terungkap dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Kronologis kematian Ibu Tien dikupas secara lengkap oleh mantan ajudan Soeharto yang juga mantan Kapolri Jenderal Sutanto.
Baca Juga: Semasa Hidup, Ustaz Arifin Ilham Selalu Jaga Wudhu 24 Jam dan Telah Mualafkan Ratusan Orang
Melansir dari Tribun Jatim pada 27 Juli 2018, Sutanto pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.
Kala itu Sutanto menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto.
Menurut pengakuan Sutanto, Ibu Tien meninggal dunia karena sakit jantung yang sudah lama dideritanya.
Baca Juga: Hasil Investigasi Wanita Bercadar yang Diduga Bawa Bom ke Barikade Polisi Saat Aksi 22 Mei
Pasalnya, saat itu Sutanto menemani Soeharto memancing di Anyer, Banten pada Jumat, 26 April 1996.
Ketika ia menemani Soeharto memancing, ibu Tien Soeharto sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.
Menurutnya, Ibu Tienterlalu asyik dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.
Baca Juga: Prabowo - Sandi Bawa Pengacara yang Berpengalaman Menang Gugatan di MK
Sehingga Ibu Tien kurang memperhatikan kesehatannya, padahal saat itu iasudah memiliki gangguan jantung.
Dokter pun melarang Ibu Tien berjalan terlalu jauh dan lama, tapi selama di Taman Buah Mekarsari hal tersebut justru dilanggar.
Pada sore hari, saat Soeharto kembali ke rumah dan bertemu Ibu Tien, menurut Sutanto suasana berlangsung seperti biasanya.
Baca Juga: TNI Bagikan Takjil Pada Para Demonstran di Depan Bawaslu, Suasana Unjuk Rasa Berubah Sejuk
Kendatidemikian, Ibu Tientetap harus terus beristirahat karena kelelahan.
Namun pada Minggu (28/4/1996) sekitar pukul 04.00 WIB, Ibu Tien tiba-tiba terkena serangan jantung.
"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Sutanto seperti dikutip dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Ibu Tien pun saat itu terlihat sulit bernapas.
"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen."
"Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.
Pada saat-saat terakhir, Soeharto pun terus mendampingi Ibu Tien di rumah sakit.
Baca Juga: Demi Beli Ponsel Baru, Mahasiswi Cantik Nekat Jual Sel Telurnya
Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Ibu Tien dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Ibu Tien wafat.
"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.
Sebagaimana diketahui, Ibu Tien dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah pada 29 April 1996 sekitar pukul 14.30 WIB.
(*)