Entah siapa yang memulai lebih dulu, keduanya lantas menjadi sepasang kekasih.
Namun bukan berarti SBY mendapatkan cinta ibu Ani tanpa perjuangan.
SBY mengatakan ada strategi khusus untuk mendapatkan cinta Bu Ani.
"Pertama tentu ada modalnya. Saya merupakan tingkat 4 taruna senior, kebetulan memimpin sekitar 3000 taruna waktu itu jadi paling tidak sering tampil. Yang kedua ya nekat," ujar SBY.
"Namanya juga pendekatan, jadi bisa diterima bisa juga tidak. Tapi tetap dengan perhitungan dan kalkulasi. Ya alhamdullilah goal kan," ujar SBY.
Saat meminta restu kepada calon mertuanya, Sarwo Edhie Wibowo untuk menikah ibu Ani, SBY tak bisa menjanjikan hal muluk-muluk.
"Saya hanya bertekad dalam hati, saya ucapkan bahwa akan menjaga Ani, dan bagi taruna ucapan merupakan janji yang harus dipenuhi. Jadi bapak Sarwo Edhie percaya pada saya," Imbuh SBY.
Setelah itu akhirnya orang tua SBY datang ke rumah Ibu Ani dan mereka bertunangan.
Namun keduanya belum bisa melaksanakan pernikahan karena selama tiga tahun menjalani hubungan jarak jauh terkait dinas militer SBY sebagai seorang prajurit TNI.
Akhirnya keduanya melangsungkan pernikahan pada 30 Juli 1976.
Ibu Ani Yudhoyono mengaku mau dipersunting oleh pak SBY lantaran beliau ia anggap pemuda yang berbeda.
Sosok SBY yang gagah, cerdas dan melindungi menjadikan ibu Ani jatuh ke pelukannya.
"Saat pertama kali bertemu bapak (SBY) pertama kali memandang wah kayaknya boleh juga nih. Dari tingginya, kewibawaannya kok beda sekali dengan teman-teman saya yang lain. Itulah yang membuat saya tertarik," ucap bu Ani. (*)
Source | : | Kompas.com,GridHot.ID,Tribun Jogja |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar