Gridhot.ID - Arti menjadi sebuah bangsa yang merdeka adalah berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lainnya.
Entah itu bangsa dari benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia dipandang sama di mata dunia.
Tak ada pengecualian akan hal itu, maka sangat tak elok jika sebuah bangsa merendahkan martabat bangsa lainnya.
Mengutip grid.id, Sabtu (8/6/2019) Tahun 1960, Indonesia yang baru berumur 15 tahun sudah harus mengalami pahit getirnya menjadi bangsa merdeka.
Berbagai persoalan pemberontakan dalam negeri dan aksi polisionil negara barat terhadap negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia membuat semuanya tampak remeh di mata mereka.
Pandangan sebelah mata dari negara barat ini juga pernah dialami oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Ditukil dari Soekarno : an Autobiography karya Cindy Adams dan Sewindu Dekat Bung Karno, si Bung Besar rupanya pernah mengamuk di Gedung Putih Amerika Serikat.
Bermula ketika kunjungan Soekarno ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS, Dwight D.Eisenhower.
Soekarno datang ke Amerika Serikat memang diundang secara khusus oleh Eisenhower.
Maklum, Eisenhower si panglima Amerika pemenang Perang Dunia II melawan Hitler itu sempat panas kupingnya lantaran Soekarno sering mengkritik Paman Sam sebagai negara kapitalis tak berbudi baik.
Harapannya bertemu Soekarno akan memperbaiki hubungan antar kedua negara.
Namun ketika mendarat di Washington, Soekarno sudah tak merasa enak hati.
Hal ini lantaran Eisenhower tak menyambutnya sebagaimana protokol ketika kepala negara diundang ke negara lain.
Baca Juga: Bersama Keluarga Bobby Nasution Rayakan Idul Fitri, Kahiyang Ayu Rela Bertelanjang Kaki
Soekarno lantas tak memusingkan hal itu, ia berusaha memakluminya.
Segera dengan dikawal ketat, Soekarno menuju Gedung Putih untuk bertatap muka dengan Eisenhower.
Rencananya ia dan Eisenhower janjian ketemu di sana pukul 10 pagi.
Tepat pukul 09.58 Soekarno sudah di Gedung Putih, cukuplah dua menit untuk duduk sejenak menunggu datangnya Eisenhower.
Tapi jam sudah menunjukkan pukul 10 lebih tapi Eisenhower tak datang-datang.
Soekarno mulai tak sabar, bahkan ketika jam menunjukkan pukul 10.25, Eisenhower juga tak muncul.
5 Menit kemudian Soekarno mulai mengamuk di Gedung Putih.
Ia mendatangi protokoler Gedung Putih sembari mencak-mencak.
"Apa-apaan ini! Kalian yang menetapkan pertemuan pukul 10.00, hingga pukul 10.30 presiden kalian belum datang juga! Apakah kalian memang bermaksud menghina saya? Sekarang juga saya pergi!" bentak Sukarno.
Tahu bahwa Soekarno marah, protokoler tersebut kemudian masuk ke dalam ruangan dan meminta maaf.
Selanjutnya keluarlah Eisenhower menampakkan batang hidungnya dan mempersilakan Soekarno masuk ke ruangannya.
"Ia (Eisenhower) tidak mohon maaf, juga tidak berniat memohon maaf ketika akhirnya saya diantarkan ke dalam," beber Soekarno.
Niatnya semakin dekat dengan Indonesia namun Eisenhower membuat kesalahan fatal ketika sengaja membuat Soekarno marah.
Yang ada hubungan kedua negara malah semakin jauh dari akrab.
Beberapa saat setelah kejadian itu, Amerika menawarkan bantuan kepada Indonesia.
Tapi langsung ditolak Soekarno dengan sengitnya sembari berkata "To Hell with your Aid!," teriak si Bung Besar.
Setelah John F Kennedy terpilih menjadi presiden AS maka hubungan dengan Indonesia membaik.
Tapi memburuk lagi setelahnya ketika Kennedy tewas ditembak dan penggantinya Lyndon B Johnson tak pernah mau lagi menjalin keakraban dengan Indonesia. (Seto Aji/Gridhot.ID)