Gridhot.ID - Banyak masyarakat Indonesia masih awam jika bentuk nyala api di Tugu Monumen Nasional (Monas) terbuat dari emas.
Padahal puncak nyala api monas tersebut dilapisi dengan 38 kg emas murni.
Dari 38 kg total emas, sebesar 28 kg disumbang oleh konglomerat asal Aceh bernama Teuku Markam.
Mengutip Gridhot.ID dan Serambi News, Senin (10/6/2019) Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada jaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.
Baca Juga: Besok, Polri Bakal Blak-blakan Umumkan ke Masyarakat Siapa Saja Dalang Utama Kerusuhan 22 Mei
Sebelum menyumbangkan emas untuk Monas, ternyata Teuku Markam sudah lebih dulu berkontribusi banyak untuk negeri ini.
Salah satunya ialah memasukkan peralatan perang ke Indonesia demi mendukung kampanye militer Trikora merebut Irian Barat.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Politisi PDI Perjuangan H Karimun Usman, Senin (10/6/2019).
"Tetapi Markam tipe yang tidak balas budi ke Bung Karno. Keuntungan dalam memasukan alat perang IRIAN BARAT tahun 1963 dibelikan dalam bentuk emas yang dipasang dipuncak Monas. Bukan diberikan kepada pribadi Bung Karno," kata Karimun.
Baca Juga: Menhan Malaysia Jadi Bahan Lelucon Gegara Katakan Negaranya Tak Berani Usir Coast Guard China
Hal itu didapat Teuku Markam usai dirinya memenangkan tender pengadaan Peci dan Kopiah bagi aparatur pemerintahan Orde Lama.
"Di Jakarta Markam bertemu Jendral Gatot Subroto dan diperkenalkan kepada Presiden Soekarno, yang waktu itu sedang ada tender pengadaan peci atau kopiah. Teuku Markam berhasil memenangkan tender tersebut," ujar Karimun.