Gridhot.ID - Airborne alias Pasukan Lintas Udara (Linud) merupakan kesatuan militer yang wajib dipunyai bagi sebuah negara yang menghendaki adanya Quick Response saat dibutuhkan sewaktu-waktu.
Contoh gamblangnya di tubuh TNI ada Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang dapat dikirim kemanapun, kapanpun dalam waktu 1X24 jam untuk diterjunkan ke medan operasi melalui udara.
Sama halnya dengan PPRC TNI, Rusia juga memiliki kesatuan Linud namun dengan ukuran lebih masif.
Mengutip TASS dan National Interest, Kamis (13/6/2019) mereka adalah "Vozdushno-desantnye voyska Rossii" atau disingkat VDV.
Baca Juga: Menteri Perekonomian Malaysia Terjerat Kasus Video Homoseksual Tak Senonoh : Dia Memaksa Saya
Pasukan payung yang dibentuk pada tahun 1930 semenjak adanya Uni Soviet ini sudah banyak makan asam garam pertempuran.
Debut pertama VDV Rusia dalam pertempuran ialah saat melawan pasukan Kekaisaran Jepang di Battle of Lake Khasan dan berlanjut dengan Battle of Khalkhin Gol dengan lawan yang sama.
Menginjak palagan Perang Dunia II, VDV harus berhadapan dengan 'Setan Hijau' pasukan linud Jerman Fallschirmjäger.
Usai itu berturut-turut VDV ikut berbagai operasi militer Rusia di Azerbaijan, Afghanistan War, First and Second Chechen War, Russo-Georgian War dan terakhir aneksasi Crimea dari tangan Ukraina.
Baca Juga: Pria Ini Ketakutan Usai Mendiang Ayah Mertua Menelponnya dari Dalam Kubur, Rupanya Ini yang Terjadi
Khusus untuk ankesasi di Crimeam VDV mempunyai peran lebih.
Mereka menjadi pembuka serangan ke Crimea untuk mengagetkan militer Ukraina disana.