Para saksi ditanyai dan pemimpin operasi penangkapan itu yakni Sheriff George Carroll sumringah ketika mendapati seorang pria bernama Joe Arridy yang berusia 21 tahun berkeliaran di kota tanpa tujuan, ia ditangkap lantaran cocok dengan ciri-ciri pembunuh yang dilontarkan oleh para saksi.
Joe lantas digelandang ke kantor polisi, dibawah tekanan ia diinterogasi dan dipaksa mengakui jika ia adalah pembunuh berantai yang menghabisi banyak nyawa perempuan muda di kota Pueblo.
Tampak Joe menjawab dengan seret dan terbata-bata bahkan cenderung tak fokus dengan apa yang dikatakannya.
Orang tua Joe Arridy adalah imigran Suriah.
Dari pengakuan keluarga diketahui Joe hanya ber-IQ 46, cukup tolol baginya melakukan pembunuhan berencana.
Bahkan ia harus disekolahkan di Sekolah Pelatihan dan Rumah Negara Bagian Colorado untuk Cacat Mental di Grand Junction sejak usia 10 tahun.
Jangankan melakukan pembunuhan, Joe membedakan warna, berbicara secara benar dan membedakan mana batu mana telur saja tidak bisa.
Untuk umurnya yang sudah 21 tahun, sifat dan sikap Joe seperti bocah ingusan usia 6 tahungegara keterbelakangan mental yang ia miliki.
Kepalang basah menangkap orang yang tak menjadi pelaku pembunuhan, polisi Colorado malah meneruskan perkara Joe.
Diberikan pertanyaan yang begitu tidak adil dan memaksa, kesaksian Joe Arridy berubah dengan cepat tergantung pada siapa yang menginterogasinya dan dia tetap tidak tahu tentang beberapa detail pembunuhan yang paling mendasar.
Sheriff George Carroll malah membuat Berita Acara Pemeriksaan palsu dengan memanipulasi fakta jika Joe memang pelaku pembunuhan berantai.