Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Pendaki Gunung Piramid Bondowoso, Thoriq Rizky Maulidan (14), akhirnya ditemukan pada Jumat (5/7/2019) usai dinyatakan hilang selama 12 hari.
Namun, sayangnya, Thoriq ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, Thoriq bersama tiga rekan-rekan, yakni Pungky, Syafril, Rizki, berangkat mendaki Minggu (23/6/2019).
Dari empat remaja tersebut, hanya Syafril yang memilih istirahat di Punggung Naga lantaran kecapekan.
Cuaca yang saat itu sedang tidak bersahabat, membuat tiga remaja ini memilih turun dari puncak Bukit Piramid.
Saat ketiganya turun, Thoriq berada di barisan paling depan, sedangkan Pungky di tengah, dan Rizki paling belakang.
Baca Juga: Misteri Jalan Ngesot Thoriq, Sesaat Sebelum Hilang di Gunung Piramid dan Ditemukan Sudah Jadi Jasad
Pungky baru menyadari Thoriq hilang saat akan tiba di bawah dan bertemu dengan Syafril.
Adalah Eko Prasetyo ketua tim pencari dari Wanadri yang pertama kali menemukan jasad Thoriq.
Ia pun membagikan ceritanya dalam sebuah video yang diunggah chanel Youtube AMIRENESIA, pada Rabu (10/07/2019).
Eko bersama sejumlah rekannya yang diberangkatkan dari markas Wanadri di Bandung, baru sampai di Bondowoso setelah 2 hari pencarian Thoriq ditutup.
Mereka lantas mengurus perizinan untuk kembali melakukan pencarian terhadap Thoriq.
Pada hari ke-3, Eko bersama timnya menganalisa peta kawasan Gunung Piramid untuk mencari titik-titik kemungkinan jatuhnya Thoriq.
Eko bersama timnya lantas menentukan area pencarian berdasarkan bukti-bukti dan keterangan saksi yang telah dikembangkan oleh Basarnas.
Tim Wanadri sebelumnya juga melakukan survei lokasi untuk menemukan benda seperti batu sebagai pegangan untuk menuruni tebing di Gunung Piramid.
Baca Juga: Mendaki Bersama, Pungky Jelaskan Kronologi Hilangnya Thoriq di Gunung Piramid
Pada hari Jumat (05/07/2019), Eko dan timnya menuruni search area yakni di sebelah utara punggung Gunung Piramid, sesuai dengan keterangan saksi.
Tim pencari selesai menuruni punggung dan menyisir bagian utara Gunung Piramid sekitar pukul 14.40 WIB.
Mereka rencananya akan melanjutkan penyisiran di bagian selatan punggung Gunung Piramid.
Namun belum beranjak dari bagian utara punggun Gunung Piramid, rasa curiga muncul ketika mereka melihat beberapa pohon kering di sekitar yang patah.
Eko menuturkan, pohon yang patah tersebut dicurigai sebagai jalur Thoriq terjatuh.
"Patahannya itu sedikit aneh, jadi seperti pegangan orang buat jatuh seperti itu," ujar Eko.
Eko lantas turun, dan sekitar jarak 40 meter ia mulai mencium bau-bau jenazah.
"Saya turun ke bawah lagi, baunya tambah menyengat, akhirnya saya turun lagi. Akhirnya saya mulai melihat ke bawah, saya melihat kaki. Saya turun lagi, saya langsung memastikan bahwa itu survivor," lanjutnya.
Eko lantas menginstruksikan meniup peluit tiga kali kepada rekan-rekannya sebagai pertanda menemukan sesuatu.
Eko pun langsung diminta oleh seniornya untuk mengumandangkan adzan.
"Mas Wang senior saya, langsung menyuruh saya adzan, di situ saya langsung adzan setelahnya saya turun dan duduk di sebelah survivor selama kurang lebih satu jam setengah," ujar Eko.
Setelah bersama rekannya memastikan bahwa itu adalah jenazah Thoriq, Eko dan tim lantas kembali ke atas karena hari semakin sore.
Pertimbangan kondisi fisik tim pencari yang kelelahan ditambah medan yang berat membuat jenazah Thoriq akhirnya dievakuasi keesokan harinya, Sabtu (06/07/2019).
Baca Juga: Potret Terakhir Thoriq di Atas Gunung Piramid Sebelum Hilang dan Kini Ditemukan Jenazahnya
Eko mengungkapkan kendala terbesar pada operasi pencarian Thoriq ini adalah medan yang berat serta keterbatasan peralatan.
Sementara itu, di akhir ceritanya ia memberikan beberapa pesan kepada masyarakat apabila ingin melakukan pendakian gunung.
"Pertama yang harus dipahami adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang pendakian, tentang manajemen perjalanan.
Baca Juga: Foto-foto Terakhir Thoriq Rizki Sebelum Ajal Menjemput, Nampak Ceria Saat Mendaki Gunung Piramid
Kedua tentang peralatan. Kelengkapan peralatan yang digunakan untuk pendakian. Dua hal itu adalah kunci dalam pendakian. Tanpa dua hal itu pasti akan mengalami banyak kesulitan dalam pendakian," tandas Eko.(*)