Apalagi developer FaceApp diketahui berasal dari Rusia.
Baca Juga: Usai Dipakai Nunung BAB, WC Tempat Membuang Barang Bukti Sabu Dibongkar Polisi
Dikutip dari Vox, ternyata kabar tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Vox menuturkan kalau pihaknya menganggap hal ini terlalu dibesar-besarkan.
FaceApp diketahui memang mengumpulkan data foto penggunanya di sebuah server, namun dengan tujuan agar memudahkan pengeditan dan kemudahan penyimpanan.
Baca Juga: Bos Ungkap Masa Depan Nunung di Acara Ini Talkshow yang Dipandunya Usai Diciduk Karena Narkoba
FaceApp sendiri mengatakan kalau pihaknya selalu menghapus data atau foto penggunanya setelah dua hari di server mereka.
Vox menganggap, Google dan Facebook lebih sanggup mencuri data masyarakatnya namun tak pernah ada kehebohan yang nampak masif karena dua perusahaan tersebut berasal dari Amerika sendiri.
Aplikasi serupa FaceApp, Snapchat bahkan lebih sering digunakan namun tak pernah ada kontroversi apapun.
Reporter senior The Verge, Russell Brandom beranggapan kalau ketakutan terkait FaceApp bukti kalau masyarakat mengalami Xenophobia.
Dikutip dari Merriam Webster, Xenophobia adalah ketakutan atau seringnya muncul sangkaan buruk dari orang yang berasal dari negara atau wilayah yang lain.