Secara umum, efek sabu jangka pendek dapat menyebabkan insomnia, hilangnya nafsu makan, euforia, dan sikap terburu-buru, denyut jantung cepat dan tidak teratur, serta hipertermia.
Pemakaian sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan kronis disertai perubahan fungsional dan molekul dalam otak.
Ketika tidak mengonsumsi sabu, pengguna akan mendapatkan gejala depresi, cemas, lelah, dan keinginan kuat untuk mengonsumsi obat.
Baca Juga: Terjerat Kasus Narkoba, Potret Nunung di Postingan Instagram Sule Jadi Sorotan Warganet
Inilah yang membuat mereka sulit melepaskan diri dari kecanduan dan akan selalu mengambil dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Pemakaian sabu jangka panjang juga akan memengaruhi sel-sel mikroglia, yang mendukung kesehatan otak. Kerusakan pada sel tersebut akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Riset juga menunjukkan pengguna sabu berisiko tinggi mengalami gangguan parkinson.
Tak bisa dipungkiri, kesibukan sehari-hari memang sengat mengganggu stamina kita. Namun, mengonsumsi sabu-sabu bukanlah jawaban untuk menjaga stamina kita.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar