Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pantai Selatan Jawa dikenal dengan mitos mistik Jawa yaitu adanya kerajaan milik Ratu Pantai Selatan.
Salah satu pantai selatan Jawa yang terkenal dengan mitos kerajaan Pantai Selatan adalah Pantai Parangtritis di daerah Yogyakarta.
Pantai ini selain menyuguhkan pemandangan yang indah, ada pula beberapa kisah mistis ataupun mitos yang beredar mengenainya.
Baca Juga: Tarzan Emosi Srimulat Disebut Sebagai Gembong Narkoba Usai Lima Anggotanya Terjerat Kasus
Salah satunya yang terkenal adalah mitos dilarang mengenakan baju berwarna hijau di pantai Parangtritis ini.
Karena menurut legenda pantai Parangtritis dikuasai oleh seorang ratu yang dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.
Nyi Roro Kidul ini mengenakan pakaian berwarna serba hijau, dan jika ada orang yang memakai pakaian yang berwarna sama nantinya dipercaya akan menjadi budak Nyi Roro Kidul.
Karena banyak orangtua jaman dulu yang percaya bahwa Nyi Roro Kidul ini menyukai warna hijau.
Mitos larangan memakai baju berwarna hijau tak hanya berlaku di pantai Parang Tritis saja, namun ternyata juga berlaku di sebagian besar Pantai Selatan Jawa.
Namun, belakangan ini mitos tersebut coba dipatahkan oleh seorang emak-emak yang melakukan eksperimen menggunakan baju hijau di pantai Pantai Selatan Jawa.
Aksinya pun sempat membuat heboh media sosial dan viral.
Melalui akun Facebooknya Dede Kosasih, mengunggah foto dirinya yang memakai pakaian serba hijau di Pantai Selatan.
Pada foto tersebut, terlihat perempuan berhijab ini sedang berpose di sebuah pantai.
Meski demikian, belum diketahui pantai mana yang dijadikan tempat berfotonya.
Namun dari keterangan caption yang dituliskan, perempuan ini mengaku kalau sedang ada di Pantai Selatan.
"Ga boleh pakai baju berwarna hijau di pantai selatan... Itu cuman Mitos," tulis pemilik akun Facebook Dede Kosasih.
Meski telah diunggah pada bulan April 2019 lalu, postingan yang telah di hapus ini kembali viral belum lama ini.
Foto ini kembali viral setelah diposting oleh akun Facebook YangUnfaedahOfficial Sabtu (20/7/2019).
Usai di posting kembali dan viral, foto ini pun mengundang banyak reaksi dari netizen.
"Tuhan masih bersama orang yang berjiwa santuy," kata akun Facebook Syahri Ramadhan.
"The power of emak emak," tulis akun Facebook Insan Nugraha.
"Kerad juga ni bu ibu," komentar akun Facebook Rizki Fauzi.
Sebelumnya, di laman media sosial Facebook juga muncul ajakan kepada ribuan orang untuk 'menyerbu' Pantai Parangtritis dengan memakai baju berwarna hijau.
Acara tersebut sampai saat ini tidak ada koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Melansir dari Kompas.com Jumat (19/7/2019) hingga pukul 13.45 WIB, acara di laman Facebook berjudul "Ayo ribuan orang Serbu ParangTritis pakai baju hijau" yang akan digelar Minggu 22 September 2019 pada pukul 10.00 WIB, sudah ada 3.900 orang berencana hadir, dan 10.000 lainnya tertarik.
Baca Juga: Tak Tau Malu, Aksi Seorang Pengendara Mobil Mewah Curi Tong Sampah Seharga Rp 70 Ribu Terekam CCTV
"Karena area 51 terlalu jauh, kita pilih spot lain yang sama menantangnya. Kita sebut saja Area +62. Katanya kalau pakai baju hijau ke Pantai Parangtritis nanti bisa ilang sama Nyi Roro Kidul. Kalau ada ribuan orang nyerbu masa iya ilang masal," tulis dalam rincian acara.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mengetahui dan menerima pemberitahuan acara tersebut.
Padahal, jika akan ada acara melibatkan ribuan orang, seharusnya mengajukan izin terlebih dahulu.
"Logikanya ada pemberitahuan. Jangan sampai kalau melibatkan orang banyak di situ space yang pada hari yang waktu bersamaan mungkin digunakan, jangan sampai nanti terus tumpukan," ucap Heru, saat dihubungi, Jumat.
"Kalau wisatawan murni sekedar datang silakan, tetapi ada acara di sana, ada koordinasi dengan Dinpar. Prinsip saya tidak melarang," ucap dia.
Disinggung mengenai potensi gesekan antara penduduk lokal yang meyakini mitos Nyi Roro Kidul, pihaknya berharap tidak ada aksi provokatif saat berkunjung.
"Selama tidak gesekan dengan kelompok tertentu enggak ada masalah. Mitos itu keyakinan mereka. Asalkan tidak ada provokatiflah, kalau saya sekadar datang tidak ada misi lain. Kalau di sana ada pertentangan Dinpar tidak mengharapkan itu. Wisatawan di pantai selatan Bantul dari berbagai daerah, jangan sampai orang lain dipertontonkan yang tidak pas," kata dia.(*)