Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

4 Fakta Jodi, Bocah SD yang ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki Ternyata Anak Yatim dan Tinggal di Gubuk Kecil Bersama Kakek Neneknya

Candra Mega Sari - Selasa, 30 Juli 2019 | 14:47
Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019).
Kolase Instagram/@rohayatun7 dan Kompas.comMUHAMAD SYAHRI ROMDHON

Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019).

Gridhot.ID - Kisah seorang bocah yang pergi ke sekolah menggunakan baju kotor dan tanpa alas kaki viral di sosial media.

Informasi tersebut pertama kali diunggah akun @rohayatun7 di Instagram pada Senin (22/7/2019).

Rohayatun, yang tak lain adalah gurunya sendiri, mengunggah tiga foto dan dua video berdurasi 60 dan 48 detik.

Baca Juga: Harga Tanah di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah Naik 4 Kali Lipat Usai Kepala Bappenas Bocorkan Kandidat Pulau yang Bakal Gantikan Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara

Dalam videonya, bocah itu menunjukkan lokasi rumahnya yang berada di atas perbukitan, terpencil, dan dalam kondisi memprihatinkan.

Sejumlah warganet pun terus memberikan dukungannya dalam kolom komentar.

Rohayatun juga menuliskan cerita tentang kondisi Jodi yang sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Resmi, TNI Perkenalkan Koopsus, Pasukan Elit yang Dibentuk Khusus Guna Perangi Terorisme, Ini Kekuatannya

Jodi berasal dari keluarga tidak mampu. Namun, yang membuat Rohayatun kagum, Jodi memiliki semangat belajar tinggi.

Informasi tersebut kemudian disebarluaskan di sejumlah akun media sosial lain.

Kondisi rumah Jodi yang memprihatinkan

Senin (29/7/2019) pagi, Kompas.com melakukan upaya ekstra dalam menelusuri informasi viral tersebut.

Baca Juga: Pasca Bercerai dari Risty Tagor dan Gagal Jadi Pilot, Stuart Collin Banting Setir Jualan Pisang Goreng Demi Menyambung Hidup

Kondisi jalanan menuju tempat tinggal Jodi naik turun karena berada di dataran tinggi.

Setelah melewati aspal, siapa pun yang hendak menuju rumahnya harus memarkirkan kendaraan roda dua atau empat di pinggir jalan.

Mereka kemudian harus berjalan kaki sekitar 100 meter dengan kondisi jalan setapak dan menanjak.

Baca Juga: Evi Apita Maya, Caleg DPD Asal NTB yang Digugat ke MK Karena Foto yang Terlalu Cantik Ternyata Lulusan Terbaik Magister Kenotariatan di UNRAM

Bocah berusia 7 tahun itu tinggal di Dusun Pahing, RT 001 RW 003, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dia hidup bersama neneknya Sati (60) dan kakeknya Rakun (70). Dua kakaknya, Dayat (18) dan Mulya (15), juga tinggal bersama kecuali Ani (9) yang tinggal bersama orangtua angkatnya.

Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019).
Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON

Sati (60), Jodi (7), dan Rakun (70) berdiri di sekitar rumahnya, di dusun pahing RT 1 RW 3, Desa Margabakti Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Senin (29/7/2019).

Tidak ada kamar mandi di bagian belakang rumah.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Teka-teki TNI, Modus Pengiriman Amunisi dan Narkoba ke KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Berhasil Dibongkar Polisi, Alat Musik Jadi Tamengnya

Mereka terbiasa buang air kecil dan air besar ke kebun di sekitar rumah.

Saat malam tiba, mereka bertahan hidup gelap gulita selama beberapa tahun dan baru mendapatkan sedikit aliran listrik belum lama ini.

Anak yatim

Baca Juga: Pinjam Uang dari Aplikasi Online Sebanyak Rp 5 Juta, SM Justru Didenda Rp 75 Juta Hanya Gara-gara Nunggak 2 Bulan

Sobirin, bapak kandung Jodi, telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena terserang penyakit.

Sementara ibu kandungnya, Ita, sudah kembali berkeluarga.

Lima orang itu, Jodi, Sati, Rakun, Dayat, dan Mulya, tinggal di satu rumah.

Baca Juga: Jadi Napi Justru dapat Gaji dan Fasilitas Mewah, Sistem Penjara Pulau Terpencil di Norwegia ini Buat Penghuninya Kerasan

Ada tiga ruang di dalamnya. Masing-masing ruang hanya disekat menggunakan tripleks.

Tidak ada besi, tetapi kayu untuk penyangga tiap sudut rumah dan plafon.

Bagian atap yang berbahan genteng bercampur asbes pun banyak yang tampak rusak.

Baca Juga: Usai Sosok Menyerupai Pocong di Google Maps Kedungwaru Kabupaten Demak Viral, Kini Sang Fotografer Angkat Bicara

Angin dan air pada saat musim hujan mudah masuk hingga menggenangi permukaan lantai tiap ruang.

Terlebih kamar tidur Jodi yang dekat dapur.

Namun, bukan dapur seperti umumnya, melainkan ruang kecil beralaskan tanah untuk menyimpan tumpukan bata menyerupai tungku dan beberapa potong kayu bakar untuk memasak.

Baca Juga: Bujang Lapuk Tak Kuat Tahan Napsu, AA Jalin Cinta Terlarang dengan Adik Kandungnya Sendiri Hingga Hamil Anak Ketiga, Miris, Sang Ibu yang Tinggal Serumah Tak Tahu Apa-apa

Andalkan bantuan untuk bertahan hidup

Selama 12 tahun, Rakun dan Sati menjaga anak cucunya di rumah sederhana itu.

Setiap hari, mereka harus saling berbagi kesempatan istirahat di dalam bangunan seluas sekitar 3 X 6 meter persegi.

Baca Juga: Ketegangan Antara Inggris dan Iran Semakin Meningkat, Angkatan Laut Kerajaan Putuskan Kirim Kapal Perang Perusak HMS Duncan

Rakun seorang diri yang menjadi tulang punggung keluarga.

Dia pun berkerja serabutan dengan penghasilan yang jauh dari kebutuhan.

Selama ini mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulan untuk dapat makan nasi.

Baca Juga: Tak Terima Seekor Ular Telah Menggigit Tubuhnya, Pria Asal India ini Balas Gigit Ular Tersebut Hingga Tubuhnya Putus

"12 tahun di sini. Pokoknya kerja apa aja yang ada untuk makan. Jadi ga ada punya kerjaan yang matok. Makan pun seadanya, kalau asin ya asin (ikan asin), kalau garam ya hanya garam, kalau cabe, ya cabe, ya gitulah," kata Rakun kepada Kompas.com di rumahnya.

Ke sekolah pakai baju kotor

Kondisi itu membuat Rohayatun, salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margabakti, Kecamatan Kadugede, merasa prihatin.

Baca Juga: Bikin Geger Netizen, Mantan Pemain Film Dewasa Mia Khalifa Berhasil Kunjungi Tempat Terlarang Area 51: Saya Akan Bebaskan Alien

Dia tidak tega melihat kondisi Jodi yang penuh keterbatasan. Rohayatun menceritakan awalnya Jodi sering main ke sekolah menggunakan pakaian bermain yang kotor setiap pagi.

Dia tidak punya sandal sehingga selalu telanjang kaki.

Saat main di sekolah, dia kerap memperhatikan anak-anak sekolah dari luar gerbang.

Baca Juga: Punya Peternakan di Australia yang Luasnya Lebih Besar dari Kampus UI Hingga Butik di Paris, Ini Sumber Kekayaan Keluarga Gen Halilintar yang Jarang Terekspos, Tak Heran Anak-anaknya Kerap Pakai Barang Branded

Akhirnya, sejumlah guru mendekatinya untuk mengajaknya sekolah.

"Kemudian Bu Dini mengajak saya belanja beli baju (seragam). Kami beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi. Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang. Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Rohayatun kepada Kompas.com di sekolah.

Rohayatun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru.

Dia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.

Baca Juga: Cerai Karena Tak Mau Dipoligami, Mantan Istri Opick Rela Jualan Baju Online Demi Menyambung Hidup Bersama Anak-anaknya, Berbanding Terbalik dengan Bebi Silvana yang Kini Miliki Butik Mewah

Rohayatun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi.

Tidak cukup sampai di situ, dia dan sejumlah guru di sekolah itu juga memberikan sarapan untuk Jodi.

"Saya suapin makan pakai ayam. Kata Jodi enak, kalau di rumah makannya pakai lauk asin (ikan asin). Saya sedih. Apalagi pas minum susu, enggak tahu pernah minum susu atau enggak karena minumnya langsung habis tanpa jeda. Sedih banget lihatnya, saya kasihan," ungkap Rohayatun.

Baca Juga: Tabrak Brigadir Natan Doris Sampai Sang Polisi Terbawa di Kap Depan Mobilnya, Sosok Pengandara yang Viral Karena Ogah Ditilang Ternyata Mahasiswa S2 Asal Jakarta

Guru olahraga di SDN Margabakti ini menyebut, Jodi berangkat ke sekolah menggunakan pakaian bermain dan belum mandi karena tidak ada air di rumahnya.

Dirinya bersama guru-guru di sekolah rela memandikan Jodi setiap pagi.

Mereka juga yang memakaikan seragam, kaus kaki, hingga sepatu untuk Jodi.

Baca Juga: Jefri Nichol Beberkan Pemasok Berinisial T Pernah Beri Ganja Gratis, Kini Pelaku Jadi DPO Kepolisian

Mereka rela menjadi orangtua asuh Jodi semata-mata hanya ingin memenuhi hak pendidikan bagi Jodi.

Mereka tidak ingin Jodi bernasib sama seperti kakak-kakaknya, kedua orangtua, hingga kakek neneknya, yang tidak sempat mengenyam pendidikan secara memadai hingga tinggi.

Sebagian besar keluarganya putus sekolah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Viral Kisah Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Ini Faktanya."

(*)

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x