"Alhamdullilah mulai tadi sudah ditindak lanjutinoleh Ibu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota Paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," ujarnya.
Farid menekankan kejadian ini bisa menjadi pembelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih Paskibraka, tidak menerapkan latihan yang eksterm sehingga berujung pada kematian.
Aurellia Qurrota Ain
"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman, sebagai hal yang wajib, mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bahwa tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.
Sebelumnya, diberitakan Warta Kota, Romi selaku paman Aurellia menilai kematian keponakannya itu terlihat janggal.
Bahkan ia menyebut tubuh Aurellia itu lebam-lebam.
"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," ucapnya saat ditemui di rumah duka, Taman Royal, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).
Tak hanya pamannya yang bernama Romi, paman Aurellia yag bernama Indra juga menerangkan bahwa latihan kegiatan Paskibraka di Tangerang Selatan yang diikuti keponakannya itu sangat keras.
Aurellia Quratu Aini (jilbab hitam) semasa hidup bersama ibunya