Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Tokoh Nahdatul Ulama, Kiai Haji Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Maimoen dikabarkan meninggal dunia saat melakukan rangkaian ibadah haji, Selasa (6/8/2019).
Kabar ini pun membuat sebagian besar masyarakat Indonesia dirundung duka.
Mbah Moen meninggal dunia di usia 90 tahun.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, kabar meninggalnya Mbah Maimoen dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani.
"Iya, saya mendapat kabar dari Mekkah," ucap Arsul Sani.
Dia melanjutkan, kabar itu didapat langsung dari putra Mbah Maimoen, yaitu Taj Yasin, yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah.
"Dikonfirmasi putra beliau, Gus Yasin, Wagub Jateng," kata Arsul.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendapatkan informasi dari pihak keluarga, jenazah Mbah Moen akan dimakamkan di Ma'la Mekkah.
"Saya mendapat informasi dari keluarga dan para kerabat almarhum bahwa kemungkinan besar beliau dimakamkan di sini," ujar Lukman.
Video itu dikirimkan langsung oleh Humas Kemenag, Selasa (6/8/2019).
Lukman mengatakan, keputusan itu diambil dengan pertimbangan yang beragam.
"Dianggap lebih baik beliau dimakamkan di sini," ujar Lukman.
Sementara itu, sebelum dimakamkan, jenazah Mbah Moen akan di shalatkan di Masjidil Haram, Selasa (6/8/2019).
"Rencananya dishalatkan di Masjidil Haram usai jemaah zuhur dan dimakamkan di kompleks pemakaman Ma’la," kata Gus Rozin, Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Dalam Negeri kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2019).
Menurut Gus Rozin, pihak keluarga juga menginginkan jenazah Mbah Maimun dimakamkan di Mekkah.
Sementara itu Gus Rozin juga mengatakan bahwa Mbah Moen pernah mengungkapkan keinginannnya untuk dimakamkan di kompleks pemakaman Ma'la.
"Almarhum pernah menyampaikan kalau wafat di Mekkah ingin dimakamkan di Ma’la," ujar Gus Rozin kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2019).
"Sekarang baru diikhtiarkan untuk dimakamkan di sana," ucap Gus Rozin.
Tempat pemakaman Mbah Moen merupakan salah satu tempat pemakaman tertua yang berada di Mekkah.
Melansir dari Wikipedia.org, Jannatul Mu'alla atau Al Ma'la dikenal sebagai salah satu kompleks pemakaman bersejarah.
Karena disanalah keluarga Nabi Muhammad SAW disemayamkan.
Al Ma'la terletak di dataran tinggi bukit Jabal As-Sayyidah, perkampungan Al-Hujun yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram.
Kira-kira jaraknya hanya sekitar 1,1 km dari utara Masjidil Haram.
Penjelasan sejarah tempat Al Ma'la ini diperkuat oleh Howard Kramer dalam bukunya yang berjudul "The Complete Pilgrim".
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Siti Khadijah, Abu Thalib dan Abdul Muthalib dimakamkan di Al-Ma'la.
Hal ini dikarenakan Al Ma'la memang menjadi tempat pemakaman pilihan masyarakat Mekkah pada saat itu.
Howard juga menjelaskan, bentuk makam Al Ma'la tidak terlalu besar, bahkan lebih kecil dari makam yang ada di Madinah.
Dulunya, Al Ma'la dipenuhi dengan marmer yang indah dan batu putih, dan tempat-tempat suci yang menandai makam Khadijah, Abu Talib, dan lainnya.
Namun, sekarang bentuk itu sudah tidak ada lagi.
Dulunya, di pemakaman ini terdapat kubah besar yang menaungi makam Siti Khadijah.
Kubah besar itu membantu para peziarah jadi lebih mudah menemukan pemakaman ini.
Tetapi oleh pemerintah Arab Saudi, kubah itu diratakan agar tak dikeramatkan oleh peziarah.
"Sekarang tanda-tanda itu sudah tidak ada. Dinding batu putih panjang membatasi situs itu, yang dipenuhi dengan barisan batu kecil yang rapi, mencatat lokasi di mana orang mati dikuburkan, tetapi tanpa identifikasi," tulis Howard.
Selain Mbah Moen, ternyata ada ulama Indonesia yang dimakamkan Al Ma'la.
Baca Juga: Pakai Spidol, Karcis Parkir Mall Botani Bogor Terpaksa Ditulis Manual Gara-gara Listrik Mati
Sosok tersebut adalah almarhum Syeikh Nawawi Al Bantani.
Menurut buku "Umrah Sambil Belajar Sirah" karya Hepi Andi Bastoni, pemakaman ini juga dikenal sebagai Jannatul Ma'la yang artinya surga Al-Ma'la.(*)