Anggun pun menyayangkananak-anak blasteranyang diminta untuk memilih kewarganegaraan lantaran Indonesia tak bisa memberikan dua kewarganegaraan seperti beberapa negara lain.
"Banyak sekali WNI yang lahir dan tinggal di Indonesia tapi anaknya sendiri nggak bisa berbahasa Indonesia.
Ini yang buat saya gemas, karena diaspora Indonesia yang tinggal di negara2 lain banyak sekali dan utk anak2 blasteran mereka diharuskan memilih antara 2 kewarganegaraan buat saya sayang sekali?
Kenapa harus milih? Kenapa nggak boleh dua2nya? Sudah banyak kok contohnya.Kita kan sekarang hidup di dunia yang setiap orang beradaptasi dgn kultur berbeda.
Mungkin sudah saatnya Indonesia memikirkan utk bisa memberi dwi kewarganegaraan seperti negara2 lain," lanjut Anggun.
(*)