Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Aksi kerusuhan warga Papua di Manokwari, Papua Barat terjadi karena adanya aksi protes atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Dilansir dari Siaran Live Kompas TV, Senin (19/8/2019), dalam aksi protes itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.
Dalam aksinya, massa memblokade ruas jalan, di antaranya Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi, dan Jalan Manunggal Amban di Distrik Manokwari Barat.
Selain memblokade jalan, massa juga membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat dan sejumlah kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Dilansir dari Siaran Live Kompas TV, Senin (19/8/2019), Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari mengadakan pertemuan dengan perwakilan massa di Jalan Yos Sudarso, untuk mendengar langsung tuntutan massa.
Awalnya, pertemuan berlangsung damai, namun tiba-tiba massa melempari aparat menggunakan batu dan kayu hingga menyebabkan pertemuan dibubarkan.
Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari terpaksa dievakuasi meninggalkan area pertemuan.
Sebelum peristiwa ini pecah, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi (Sekda) Papua T.E.A Hery Dosinaen sempat mengunggah sebuah video.
Dalam video tersebut Hery Dosinaen mengajak warga Papua untuk berdoa bersama pada 15 Agustus 2019 atau 4 hari sebelum peristiwa demonstrasi pecah di Manokwari.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun YouTube Jasman 24 yang memposting sebuah video pada 18 Agustus 2019.
"Atas nama Gubernur Papua, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat di tanah Papua, di lembah, pantai, gunung, rawa, sungai.
Mari di tanggal 15 Agustus 2019, kita sisihkan waktu 1 jam untuk berdoa bagi bangsa ini untuk berdoa bagi tanah Papua, tanah Israel kedua, 'The second land of Israel'.
Saya yakin dan percaya, dengan hati yang tulus kita mendoakan tanah ini, saya yakin Papua pasti bangkit, maju, mandiri dan sejahtera serta berkeadilan.
Dengan jelas Hery Dosinaen menyebut 'tanah Papua, tanah Israel kedua'.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum diketahui maksud dari penggunaan istilah tersebut oleh Hery Dosinaen.
Hery Dosinaen sendiri merupakan sosok pejabat daerah Papua yang cukup kontroversial.
Sementara itu, sehari sebelum kerusuhan di Manokwari pecah, standup comedian daerah timur Indonesia Arie Keriting mengunggah postingan yang menyerukan perdamaian di akun Twitternya @Arie_Kriting.
Dalam akun Twitternya, ia mencoba kembali mengingatkan tentang persatuan Indonesia yang harus dijaga.
Ia pun memosting cuitan beserta quote gambar mantan Presiden ke empat Indonesia, almarhum Gus Dur.
"Semakin merindukan sosok GUSDUR dalam keadaan seperti ini. Semoga oknum-oknum yang menjadi penyebab perpecahan ini bisa ditindak tegas demi keadilan. Tidak boleh ada tindakan rasial atas nama apapun," tulis Arie dalam akun Twitternya.
Sementara itu, dalam gambar presiden Gus Dur disebelahnya tertulis kata-katanya yang menyinggung tentang Papua.
"Mata saya memang tidak bisa melihat, tapi hati saya bisa merasakan air mata dan penderitaan orang Papua, maka dari itu wahai orang Papua, hari ini ku kembalikan harga dirimu sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Diketahui sebelum Arie masuk ke dunia hiburan dan menjadi stand up comedian, ia dikenal aktif dalam kegiatan mahasiswa kampusnya di Jawa Timur.
Melansir dari Wikipedia.org, pria asli Wakatobi ini dikenal sebagai juara 3 Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV season ketiga pada tahun 2013.
Ia juga salah seorang aktor yang berperan dalam film Comic 8.
Arie kerap kali melawak dengan ciri khasnya Indonesia Timur.
Arie membawakan materi komedi bernuansa kritik sosial sekaligus memperkenalkan pada masyarakat bahwa masih banyak hal positif yang bisa digali dari Indonesia Timur seperti budaya, pariwisata, serta pemandangan alam yang indah.(*)