Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Usai terjadi rentetan kerusuhan di Bumi Cendrawasih,Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya kembali membuat ulah.
KKB pimpinan Egianus Kogoya dilaporkan telah melakukan kontak tembak dengan aparat gabungan TNI/Polri di Pasar Jibama, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Jumat (23/8/2019).
Dilansir dari ANTARA News, kontak tembak yang berlangsung sekitar pukul 10.30 WIT ituterjadi saat anggota melakukan patroli di sekitar pasar Jibama.
Baca Juga: Lekagak Telenggen Tuding Militer Indonesia Pakai Bom dari Luar Negeri untuk Menumpas KKB Papua
Anggota KKB yang melakukan kontak tembak berjumlah lima orang, dua diantaranya membawa senjata laras panjang.
Mantan Kapolres Lanny Jaya mengakui, akibat kontak tembak tersebut, satu orang anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya tewas, dan satu pucuk senjata api jenis revolver beserta tujuh butir peluru berhasil diamankan.
Di sisi lain, insiden kontak senjata itu ternyata juga menyebabkan seorang anggota Polres Jayawijaya dan seorang anggota Satpol PP Pemda Jayawijaya terluka tembak, hingga harusmenjalani perawatan di RSUD Wamena.
Kapolres Jayawijaya KBP Tonny Anandamengatakan anggota KKB yang tewas tertembak, dilaporkan sempat mengancam masyarakat yang berada di lokasi sehingga masyarakat berhamburan ke luar wilayah pasar.
"Kita melakukan negosiasi untuk persuasif tetapi dia tembak ke arah saya tiga butir, sehingga kita tembak mati," katanya.
Diketahui, anggota KKB yang tewas tertembak beserta empat orang lainnya yang berhasil kabur merupakan kelompok KKB Pimpinan Egianus Kogoya.
"Sebelumnya Egianus menyampaikan bahwa mereka akan buat teror di Kota Wamena," ungkapnya
Kapolres AKBP Tonny Ananda memastikan empat hari belakangan, KKB meneror warga di Kimbim dengan tembakan serta membawa senjata laras panjang.
KKB yang sebelumnya identik dengan penyerangan di wilayah hutan belantara, sekarang masuk ke pusat keramaian dan belum diketahui pasti penyebab mereka turun ke kota.
Sebelumnya, dikutip GridHot.ID dari Kompas.com,setalah Manokwari, kerusuhan di Papua berlanjut di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Polisi mengatakan kerusuhan di Fakfak terkait dengan pengibaran bendera Bintang Kejora, di kantor Dewan Adat.
Pada saat itu, massa sedang berada di kantor Dewan Adat untuk berdiskusi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.
"Pas di Forkopimda, mereka menaikkan bendera Bintang Kejora, bendera KNPB (Komite Nasional Papua Barat), organisasi papua merdeka, ada beberapa bendera lah," kata Kapolres Fakfak AKBP Deddy Foures Millewa ketika dihubungi wartawan, Rabu (21/8/2019).
Pada saat itu, massa bahkan meminta bupati untuk memegang bendera tersebut.
"Bupati dipaksa (memegang bendera), ada masyarakat yang lihat, 'Bupati kita kok digitukan'," tuturDeddy.
Meski sudah diminta untuk diturunkan,massa tetap tidak mau menurunkan bendera Bintang Kejora dan malah melempari kantor Dewan Adat dengan batu.
"Mereka minta bendera diturunkan, tetapi tidak diturunkan, malah yang dari kelompok Organisasi Papua Merdeka melempar, ya sudah mereka (warga) terpancing," ujar Deddy.
Kendati demikian, aparat kepolisian mengungkapkan bahwa situasi di daerah tersebut sudah kondusif.
(*)