"Terkadang kami bisa menghentikannya dan sekali waktu serangan mereka berhasil," kata Brigadir Jenderal Mark Kimmit, wakil kepala operasi AS di Irak, pada saat itu.
Badan penelitian nonprofit, Action on Armed Violence, yang berbasis di London, telah mencatat setidaknya enam insiden serangan menggunakan "perangkat peledak improvisasi" (IED) yang dibawa menggunakan keledai, sejak 2010, dan menewaskan hingga 14 orang.
Seluruh insiden terjadi di Pakistan dan Afghanistan.
ISIS juga diketahui pernah setidaknya satu kali menggunakan produk susu untuk menyelundupkan bahan peledak.
Kelompok militan itu menyelundupkan bahan peledak dari Suriah menggunakan ember keju untuk digunakan dalam serangan terhadap tempat-tempat ibadah, target militer, dan pertemuan.
Namun rencana serangan itu dapat digagalkan setelah dilakukannya operasi pengawasan oleh polisi selama 10 bulan untuk mengungkap plotnya.(*)