"Berbicara tentang Oscar, saya juga bingung. Livi ini mewakili personal atau negaranya? Karena yang saya tahu, sebagai yang pernah ikut mewakili Indonesia untuk Oscar untuk film Denias. Dan itu lolos, setelah diikutkan, lalu film itu diseleksi dan lolos menjadi 64 negara," kata John De Rantau.
Livi pun kembali membanggakan karyanya yang ia klaim mampu menggugurkan ribuan film lain dan masuk seleksi nominasi Oscar
"Best picture adalah kategori paling bergengsi di Oscar. Karenanya buat saya dari ribuan film, dan film saya diundang masuk ke 300 itu suatu kebanggaan," ungkap Livi.
Ia bahkan membanggakan karyanya yang ia sebut sudah diulas dalam media ternama di Amerika Serikat.
"Kalau di Amerika, di LA Times, New York Times itu yang dibahas karya saya. Di sini juga saya kaget kok enggak bahas karya saya padahal lagi tayang," ungkap Livi Zheng.
"Dibahas baik apa dibahas buruk ?" tanya Joko Anwar.
"Kalau di Amerika itu karya memang sering banget dikritik contohnya Man Of Steel. Jadi buat saya, sudah bisa dibahas LA Times, New York Times itu adalah sebuah kebanggaan," jawab Livi.
Sepanjang acara, para panelis terang-terangan menentang klaim dari Livi seputar prestasinya di Hollywood.
Menariknya, meski dihujani kata-kata pedas dari Joko Anwar dkk, Livi sama sekali tak gentar.