Perwira yang kemudian masuk gedung dan menghadap Bung Karno adalah Brigjen Supardjo untuk melaporkan tentang peristiwa penembakan dan penculikan dengan korban para perwira tinggi.
Bung Karno kemudian memerintahkan Brigjen Supardjo agar segera menghentikan pertempuran.
Tapi pada saat itu, Brigjen Supardjo juga meminta agar Bung Karno mendukung G30S.
Namun, permintaan Brigjen Supardjo kepada Bung Karno agar mendukung Gerakan G30S ternyata ditolak dengan tegas.
Saat berjalan keluar gedung, Brigjen Supardjo yang ternyata merupakan salah satu dalang G30S tampak lesu dan kecewa sekali.
Pasalnya dengan sikap Bung Karno yang menolak mentah-mentah untuk mendukung G30S, manuver PKI untuk mengambil kekuasaan jadi buyar.
Apalagi Brigjen Supardjo yang dalam Gerakan G30S merupakan wakilnya Letkol Untung (penanggung jawab G30S dari sisi militer) ternyata tidak memiliki 'Plan B' demi mengantisipasi sikap Bung Karno yang ternyata tidak mau mendukung G30S.
Strategi G30S bahkan kemudian berhasil ditelikung oleh strategi Pangkostrad Mayjen Soeharto yang sukses membalikkan keadaan dan menumpas G30S.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul"Keputusan Soekarno saat di Halim Ini Banyak Dianggap Sebagai Salah Satu Titik Balik Penting G30S"
(*)