"Mereka berusaha lebih dalam, seperti cari informasi siapa istrinya, anak-anaknya, rumahnya seperti apa, mobilnya apa, koleksi harta bendanya apa saja, dan anggota DPR itu pernah jalan-jalan ke tempat mana saja," kata Hening.
Di tengah kondisi yang sedang ricuh saat ini, informasi tentang gaji dan tunjangan DPR dianggap jadi hiburan.
Di sisi lain, Hening mengatakan kalau informasi mengenai gaji dan tunjangan para wakil rakyat tersebut justru bisa dipakai untuk menjatuhkan anggota DPR juga.
"Masyarakat yang mengalami hal tersebut (kesulitan ekonomi, stress maupun tekanan pikiran) akan geleng kepala dan mengelus dada. Prihatin dengan gaji (yang diterima anggota dewan) sebesar itu berbanding terbalik dengan kerja anggota DPR yang bila rapat sering tertidur di ruang sidang, dan lainnya,"
Baca Juga: Pamer Foto Slip Gaji, Bupati Banjarnegara Merasa Tunjangannya Kurang, Budhi Sarwono Tak Merasa Risih
"Lebih terlihat menghambur-hamburkan uang rakyat. Mereka digaji oleh rakyat Indonesia, akan tetapi kerja anggota dewan banyak tidak mengutamakan dan mengemban amanah rakyat," Tegas Hening.
Anehnya, Hening mengatakan kalau mengetahui gaji dan tunjangan melimpah yang didapat para anggota DPR justru tidak membuat sejumlah masyarakat ingin berada di posisi DPR.
Rasa ingin tahu tersebut dianggap hanya sekadar ingin mencari informasi lebih terkait 'kehidupan' pribadi para anggota dewan.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar