Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto pada Kamis (10/10/2019) di Pandeglang Banten semakin terbongkar identitasnya.
Melansir dari siaran Kompas TV, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyebutkan ada 2 orang pelaku yang berhasil diamankan di tempat kejadian perkara.
"Dua orang pelaku diduga laki-laki dan perempuan (inisial) FA, warga brebes," katanya dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis.
Sementara, yang laki-laki berinisial SA atau Abu Rara (68), kelahiran Medan.
Abu Rara berasal dari Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
Sementara FA merupakan wanita awal Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes.
Untuk saat ini diketahui FA tinggal atau mengontrak di Kampung Sawah, Desa Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten bersama Abu Rara yang ternyata suaminya.
Dari informasi yang dihimpun pihak kepolisian, berhasil didapatkan beberapa fakta tentang Abu Rara.
Melansir dari Kompas.com, inilah beberapa fakta sosok Abu Rara pelaku penusukan Wiranto.
1. Menyandang gelar sarjana hukum
Abu Rara ternyata dikenal dengan pribadi yang pintar dan cerdas.
Ia merupakan menyandang gelar sarjana hukum setelah menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Sumatera Utara.
Kala itu, SA dan keluarganya tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli.
Pelaku Penikaman Terhadap Wiranto
2. Pernah beberapa kali menikah sebelum beristri FA
Saat Abu Rara berusia 27 tahun, ia menikah dengan istri pertamanya bernama Netty.
Mereka menikah pada tahun 1995.
Namun sayangnya pernikahan mereka kandas dan berjalan hanya 3 tahun.
Sekitar tahun 2000-an, SA menikah untuk kedua kali dengan Yuni dan dikarunia dua anak perempuan.
Namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh orangtuan Yuni. SA dilaporkan polisi karena membawa anak gadis orang.
SA dipenjara selama tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya saat anak keduanya masih berumur 10 hari.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka. Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex.
3. Pernah terjerat narkoba dan perjudian
Usai perceraiannya dengan Netty, Abu Rara pun mengalami frustasi.
Ia pun mengonsumsi narkoba jenis pik kurtak.
Tak hanya itu, ia pun mulai memasuki dunia perjudian dengan main togrl.
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," cerita Alex (39), sahabat SA di Medan.
Pakar Mikro Ekspresi Bongkar Mimik Wajah Pelaku Penusukan Wiranto dan 2 Saksi di TKP: Ada Indikasi Kemarahan dan Jijik
4. Penampilannya berubah usai pulang dari Malaysia
Usai bercerai dengan istri pertamanya, Abu Rara berangkat ke Malaysia selama lima bulan.
Saat pulang ke kampungnya, penampilannya sudah berbeda.
Ia saat itu sering menggunakan peci dan lebih agamis.
Abu Rara juga rajin ke musala untuk mengisi pengajian, namun banyak warga yang tak suka dengan isi ceramahnya.
5. Tak punya pekerjaan tetap
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation.
Namun semua bisnisnya gagal bekerja serabutan.
Ia juga pernah menggarap proyek di sulawesi selatan namun batal.
Padahal menurut Abu Rara, keuntungan proyek tersebut rencananya akan digunakan untuk pergi ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan sahabatnya.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Usai Resmikan Gedung di Universitas Mathla'ul Anwar Pandeglang
6. Pernah jadi korban penggusuran
Usai pergi dari rumah, Abu Rara sempat kembali dan tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli pada tahun 2015 lalu selama dua bulan.
Ia tinggal dengan istrinya yang bercadar bersama dua anak perempuan dan dua anak lelaki.
Dua tahun lalu, rumah tersebut digusur untuk pembangunan jalan tol Tanjung Mulia-Helvetia.
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua. Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," kata tetangganya di Medan.(*)