"Terakhir saya lihat depan rumah. Biasanya Yuni di kasur sama bapaknya, nonton televisi," ungkapnya.
Di saat satu kampung mencari, Darwati ingat pesan orang-orang dahulu kala.
Jika ada anak yang dibawa kalong wewe, orang tuanya harus telanjang.
Ia pun kemudian ke kebun yang berada persis di samping rumah, telanjang dan berposisi menungging.
"Aku kemutan mertuaku yang dahulu anake pernah digawa kalong wewe, kudu wuda. Akhire aku maring kebun. Aku wuda, kutang tak copot, cawet tak plorotna. Trus aku njipling atau nungging," kata Darwati dalam bahasa Tegal.
Ternyata benar, setelah itu Darwati merasakan kehadiran anaknya.
Namun, ia hanya mendengarkan suaranya, ia dengar 'Ma'.
Source | : | Tribun Jateng |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar