Pernyataan itu sontak saja membuat negara-negara di dunia seketika terhenyak.
Dunia pun menjadi 'panas dingin'.
Apalagi negara-negara barat dan sekutunya.
Dalam benak mereka bergumam, bagaimana bisa Indonesia, negara yang merdeka kemarin sore sudah mampu membuat bom nuklir yang maha dahsyat itu.
Menteri Pertahanan Australia saat itu, Shane Paltridge berujar jika pernyataan Brigjen Hartono tak boleh dianggap enteng dan sepele.
Di sisi lain, Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak juga merasa gelisah,karena bisa saja uji coba ledakkan nuklir Indonesia nanti dapat berdampak mengerikan bagi Malaysia.
Amerika Serikatyang tak mau uji coba nuklir itu dilakukan langsung mendekati Indonesia.
Melalu berbagai macam manuver politik, Amerika Serikat kemudian menyimpulkan sendiri bahwa Indonesia sebenarnya belum mampu untuk memproduksi bom nuklir.
Melihat celah itu, maka pada September 1965, Amerika Serikat bersedia untuk melanjutkan kerjasama pengayaan uraniumnya kembali dengan Indonesia.
Tapi dengan catatan, Indonesia harus mengizinkan jika badan atom internasional (IAEA) menginspeksi reaktor nuklirnya, dengan tujuanagar Indonesia tak jadi membuat bom nuklir.