Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Edhy Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan RI di Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, Edhy Prabowodilantik pada Rabu (23/10/2019) lalu, menggantikan Susi Pudjiastuti.
Melansir dari Kompas.com, Edhy Prabowo mengatakan permasalahan laut di Indonesia memang tidak mudah.
Namun, Edhy mengaku percaya diri masalah-masalah itu bisa teratasi dengan pengalaman yang ia punya serta dukungan dari berbagai pihak.
"Karena masalahnya bukan rumit kayak harus mendaratkan Apollo ke bulan, ini hanya simpel," kata Edhy dalam kunjungannya di Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (28/10/2019).
Edhy menjabarkan program yang disusun PresidenJoko Widodo kepada dirinya yakni membenahi organisasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Untuk apa kita berkomunikasi keluar, di internal sendiri belum, tapi sudah mulai teratasi," tuturnya.
Masalah selanjutnya yang harus diatasi yakni budidaya perikanan dan ikan tangkap di laut.
Menurut Edhy, permasalahan ini sudah dibenahi oleh Susi Pudjiastuti yang menjabat sebelum dirinya.
Namun, ada beberapa hal yang masih menemui kebuntuan salah satunya yakni komunikasi dengan nelayan.
Edhy Prabowo menegaskan jika ke depan tidak akan ada lagi penenggelaman kapal.
Hal ini disampaikan Edhy saat mengunjungi Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), di Jembatan II Barelang Batam, Kepulauan Riau, Rabu (13/11/2019).
"Tidak ada lagi penenggelaman kapal, saat ini kita lebih fokuskan pada pembinaan terhadap nelayan kita," ujar Edhy.
Edhy mengatakan, penenggelaman kapal merupakan terobosan yang baru dan sangat bagus yang digagas Susi Pudjiastuti.
Hanya saja di kepemimpinannya, Edhy lebih fokus pada pembinaan terhadap nelayan Indonesia.
"Arahan Pak Presiden, kita harus menyejahterakan nelayan dan mengawal nelayan dalam melakukan penangkapan Ikan di laut Indonesia," kata Edhy.
Edhy menilai, hal itu dilakukan karena selama ini banyak nelayan Indonesia yang mendapatkan intimidasi dari pihak luar negeri, meski mereka mencari ikan di teritori wilayah Indonesia.
Fokus utama KKP melalui PSDKP, selain mengawasi sumber daya kelautan dan perikanan, juga memberikan perlindungan dan pengamanan kepada nelayan dari ancaman pihak luar.
"Saya berharap agar personel PSDKP tidak memusuhi nelayan kita, mereka saudara kita. Jadikan mereka mata dan telinga kita untuk melakukan pengawasan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan yang ada," ujar Edhy.
Namun, Eddy juga berharap kepada para nelayan yang berada dari Sabang hingga Marauke untuk tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara yang salah.
Serta selalu memperhatikan kelestarian ekosistem biota laut demi terjaganya populasi ikan di laut Indonesia.
"Kalau ada nelayan kita yang melakukan penangkapan dengan cara yang salah, kami tidak segan-segan menindaknya," tegas Edhy.
Minim anggaran Edhy menjelaskan, saat ini dirinya sadar bahwa anggaran untuk pengawasan sangatlah kurang, bahkan jauh dari kata cukup.
Namun demikian hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak semangat melakukan pengawasan.
"Saya sedang berusaha agar anggaran pengawasan ditambah. Namun, hal itu jangan terlalu dipikirkan, yang harus dipikirkan bagaimana caranya sumber daya kelautan dan perikanan milik kita bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan nelayan, dan diminati untuk bangsa kita sendiri," ujarnya.
(*)