Namun demikian, rata-rata siswa yang cedera terus berusaha mengikuti pendidikan komando hingga lulus, karena untuk mengulang di tahun depannya, secara mental mungkin tidak siap.
Pendidikan Komando memang merupakan pendidikan militer yang sangat keras dan penuh disiplin, karena prajurit umumnya digembleng untuk terbiasa dalam situasi peperangan yang sebenarnya.
Baca Juga: Masih Ingat Udin Sedunia, Begini Kehidupannya Sekarang Usai Tak lagi Wara-wiri di Layar Kaca
Misalnya, ketika para prajurit sedang tidur, untuk membangunkannya tidak pernah menggunakan suara manusia, tetapi menggunakan ledakan granat atau bom disusul tentetan tembakan senapan otomatis.
Setelah bangun, latihan keras dan disiplin demi menguji kemampuan tempur di atas kemampuan rata-rata manusia langsung dimulai.
Tapi meski sedang menjalani pendidikan komando yang keras dan penuh disiplin, para siswa tetap diwajibkan menjalankan salat lima waktu di dalam hutan bagi yang muslim dan ibadat singkat bagi yang non-muslim.
Ketika sedang salat, dalam kondisi siap tempur senjata masih disandang.
Sementara, penjagaan dilakukan oleh siswa non-muslim.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar