Yang mana itu berarti operasi bisa berhasil tapi akan ada jatuh korban yang banyak mengingat semua pembajakmemliki senjata api dan granat.
Terlebih, saat itu seluruh kekuatan pasukan ABRI sedang menggelar latihan gabungan di Ambon, begitu juga dengan para prajurit Kopasandha (Kopassus).
Sedangkan, perwira paling senior di MarkasKopassus di Jakarta hanya tinggal Letkol Sintong Panjaitan.
Baca Juga: Masih Ingat Udin Sedunia, Begini Kehidupannya Sekarang Usai Tak lagi Wara-wiri di Layar Kaca
Letkol Sintong Panjaitan tak ikut ke Ambon karena kakinya sedang patah saat mengikuti latihan terjun payung.
Sintong lantas ditunjuk oleh Komandan Kopasandha Brigjen Yogie S Memet unrtuk memimpin operasi pembebasan sandera tersebut.
Operasi pembebasan sandera Garuda Woyle sebenarnya merupakan operasi yang rumit karena berlangsung di negara lain sehingga membutuhkan kerja sama diplomatik.
Jika dibandingkan dengan operasi pasukan khusus lainnya, seperti pasukan khusus Israel yang pernah sukses membebaskan sandera di Entebe, Uganda atau pasukan khusus AS yang sukses membunuh Osma Bin Laden di Pakistan, cara kerja Kopassus di Thailand lebih profesional dan terhormat.
Sebab, saat melaksanakan misi pembebasan sandera di Thailand,pasukan Kopassus menghargai kedaulatan negara tersebut.
Sedangkan pasukan Israel masuk ke Uganda secara diam-diam dan malah terlibat pertempuran dengan pasukan Uganda.