"Lantas terkait dengan kalimat rembes. Rembes itu dalam bahasa jawa artinya 'punya umbel', tidak ada lain. Bahasa saya, rembes itu umbelan ggitu," jelasnya memegang hidungnya menganalogikan ingus.
Ingus yang dimaksud katanya merujuk pada pengalamannya ketika melihat seorang anak yang diasuh oleh seorang kakek.
Anak itu katanya tidak terurus karena kakek akan memperbolehkan sang anak ubntuk bermain sesuka hatinya.
"Ini terkait juga dengan pertanyaan biasanya, 'apakah anak yang ikut dengan kakeknya ini akan bersih? karena kakek biasanya saking cintanya sama anak-sama cucu, sampai cucunya kadang apa-apa boleh. Hal itu saja sebenarnya," ungkapnya.
Meski begitu, Gus MUwafiq mengaku berterima kasih karena telah diingatkan oleh seluruh masyarakat.
"Nah sekarang Alhamdulillah saya diingatkan terima kasih, dan demi Allah tidak sedikit pun saya menghina Rasulullah. Saya dari kecil didik untuk menghargai Rasulullah, ini bukan masalah keyakinan, ini tantangan," jelas Gus MUwafiq.
"Kita sering ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan milenial yang kadang kita sendiri juga tidak tahu jawabannya, karena mereka sudah tidak percaya dengan semua jawaban-jawaban kita," tambahnya.
Terakhir Gus Muwafiq kembali meminta maaf kepada seluruh kaum muslimin.
Nasehat, sanggahan hingga kritik keras yang disampaikan masyarakat menurutnya adalah teguran dari Allah SWT.