Jika pihak yang diserang tidak memiliki rudal balistik untuk membalasnya, maka persenjataan dan pasukan yang terlatih di negara yang menjadi target gempuran rudal hanya akan menjadi korban tanpa bisa melakukan serangan balasan.
Oleh karena itu, seandainya Indonesia sampai digempur rudal balistik oleh musuh, Indonesia akan menjadi negara yang benar-benar tidak berdaya karena sama sekali tidak memiliki pertahanan antirudal.
Ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Rusia pada bulan Mei 2016 untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, ketertarikan Indonesia untuk memiliki persenjataan antirudal buatan Rusia sebenarnya sudah disampaikan.
Rudal yang 'ditaksir' Presdien Jokowi merupakn jenis yang canggih, yakni S-200 dan S-400.a
Khusus S-400, bahkan merupakan rudal balistik yang bisa digunakan untuk menghantam sasaran apa saja hingga jarak 400 km.
Apalagi jika jumlah peluncur dan rudalnya banyak, S-400 bisadigunakan untuk menghantam 40 sasaran sekaligus.
Diketahui, rudal S-400 merupakan rudal balistik yang paling ditakuti AS karena bisa merontokkan jet tempur siluman dengan mudah.
Oleh karenanya ketika Turki memutuskan untuk membeli rudal S-400 Rusia, AS yang selama ini enggan menjual jet tempur F-35 ke Turki jadi kelabakan.
Pasalnya rudal-rudal S-400 Turki bisa merontokkan F-35.