Era pengabisan Demokrasi Terpimpin di bawah Soekarno menderita hiperinflasi ratusan persen, berujung pada diberlakukannya pemangkasan tiga angka nol rupiah atau Sanering pada 1965.
Baca Juga: Berasal dari Putra Nabi Yakub, 10 Suku Bangsa Israel Ini Menghilang dari Sejarah, Kemanakah Mereka?
Proyek mercusuar Soekarno jadi bulan-bulanan kritik, meski saluran kritik ketika itu belum seterbuka saat ini. Teristimewa emas di puncak Monas pun tak luput dari sorotan.
Harian Kompas melaporkan pada 21 November 1966, Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) Kotamadya Surabaya merilis pernyataan "usul" pada pemerintah untuk menurunkan emas yang melapisi lidah api Monas.
"Diturunkan dan diuangkan untuk dapat dipergunakan bagi hal-hal yang 'bersifat produktif'," tulis Kompas dalam artikel bertajuk "Produktifkan Emas Tugu Nasional".
Usul KAGI Surabaya berangkat dari pertimbangan bahwa Indonesia tengah tercekik hutang luar negeri yang parah dan ekonomi nasional perlu dibenahi.
"Politik mercusuar zaman Orde Lama mengakibatkan pemborosan," sebut KAGI Surabaya kala itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ironi Emas di Monas: Sumbangan, Ambisi Soekarno, dan Pemborosan"
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar