"Ada pula program pelatihan life management dan kewirausahaan bagi napi teroris. Tujuannya untuk menggali potensi mereka sehingga dapat berintegrasi kembali di masyarakat suatu saat nanti," imbuh Dirjen PAS.
Menurut dia, Indonesia berkomitmen terus memperbaiki pengelolaan napi terorisme, baik melalui infrastruktur gedung, hingga sarana pengamanan, serta dukungan teknologi dan informasi.
"Hubungan positif antara para petugas, pamong, dan napi juga sangat penting guna memastikan proses rehabilitasi dan reintegrasi napi yang efektif," imbuh Utami.
Arria-Formula merupakan salah satu bentuk pertemuan DK PBB yang ditujukan untuk membahas isu yang dinilai rumit dan memerlukan terobosan dengan menghadirkan pakar-pakar narasumber melalui dialog interaktif.
Selain Dirjen PAS, narasumber lain adalah Wakil Tetap Belgia untuk PBB di New York, perwakilan UNODC, International Red Cross and Red Crescent, Counter-Terrorism Committee Executive Directorate, dan akademisi Senior Research Fellow Egmond Institute.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Dunia Internasional Puji Cara Indonesia Perlakukan Napi Teroris"
(*)