Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nekat Pimpin 30 Samurai untuk Lawan Pasukan Bersenjata, Takeko Malah Gugur Terkena Luka Tembak, Pilih Kepalanya Dipenggal dan Dikubur Teman Sendiri daripada Dibawa Musuh

None - Rabu, 25 Desember 2019 | 10:13
Pendekar wanita dari Jepang
Ilustrasi oleh Lauren Brevner

Pendekar wanita dari Jepang

Njinga menggunakan taktik gerilya dan diplomasi saat mempertahankan kerajaannya--Ndongo dan Matamba--dari Portugis. Berusia hampir 75 ketika memimpin pertempuran, ia menyiapkan pasukan yang jauh lebih muda dan melatih mereka berperang dengan menggunakan tombak dan panah.

Laskarina Bouboulina, Komandan Perang Yunani (1771-1825)

Laskarina Bouboulina
Ilustrasi oleh Lauren Brevner

Laskarina Bouboulina

Pemilik kapal berkebangsaan Yunani, Bouboulina, diam-diam memesan kapal perang, mengumpulkan armada, kemudian memerintahkan mereka untuk berperang dalam rangka memerdekan diri dari Kesultanan Ustmaniyah. Dikenang karena keberhasilannya menyerang angkatan laut di pelabuhan Ustmaniyah, Bouboulina dijuluki sebagai Kapetanisa, Kapten Perempuan.

Baca Juga: Hanya Bisa Pasrah Saat Diseret dan Dipukul, Pria Disabilitas Ini Ditinggalkan Istrinya di Pinggir Jalan, Disuruh Mengemis untuk Mendapatkan Uang

Juana Azurduy De Padilla, Pemberontak Amerika Selatan (1780-1862)

Juana Azurduy De Padilla
Ilustrasi oleh Lauren Brevner

Juana Azurduy De Padilla

Azurduy bergabung dengan suaminya, Manuel Padilla, sebagai penentang dominasi Spanyol pada awal abad ke-19. Mereka mengumpulkan pasukan pemberontak dan bertarung bersama di wilayah yang kini dikenal sebagai Bolivia dan Argentian. Azurduy memimpin para prajurit pria, dikenal dengan reputasinya sebagai pemberani di medan perang, dan terus bertempur meski suaminya telah meninggal.

Nakano Takeko, Samurai Jepang (1847-1868)

Baca Juga: Nyetir Mobil Dinas, Remaja Ini Tabrak Seorang Ibu dan Anaknya Hingga Tewas, Kendaraannya Terguling Hingga Terjun ke Parit, Ini Sosoknya, Benarkah Anak Pejabat?

Nakano Takeko
Ilustrasi oleh Lauren Brevner

Nakano Takeko

Takeko memimpin 30 samurai perempuan melawan tentara kekaisaran pada abad ke-19 di utara Jepang. Ia dan pasukannya menggunakan senjata naginata dan pedang untuk membunuh para tentara bersenapan. Meninggal akibat luka tembak, Takeko meminta agar kepalanya dipenggal dan dikubur sehingga musuhnya tidak bisa menjadikannya trofi.

Source : national geographic

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x