Bocah itu kembali ke rumah sakit pada awal September 2016 dengan keluhan demam, muntah, dan diare.
Staf di rumah sakit mulai menyelidiki pada bulan November setelah menemukan bocah itu juga memiliki infeksi yang dokter tidak dapat menemukan alasan medis untuk menjelaskan.
Tes darah menunjukkan organisme yang biasanya ditemukan dalam feses telah menyebabkan infeksi bakteri dan sepsis.
Menurut kantor Kejaksaan, begitu anak lelaki itu ditempatkan di sebuah ruangan dengan pengawasan video, staf rumah sakit menyadari Alberts menyuntikkan zat yang tidak diketahui ke dalam tas IV bocah itu.
Awalnya, Alberts mengaku bahwa dia menyuntikkan air ke dalam kantong infus, tetapi kemudian mengakui bahwa itu adalah kotoran.
Berdasarkan laporan CNN, dirinya mengklaim telah berusaha "membersihkan" sistemnya karena obat yang diberikan kepadanya "dibakar".
Dokumen pengadilan mengatakan dia kemudian mengaku pada polisi bahwa dia menyuntikkan IV anaknya dengan tinja beberapa kali dalam upaya untuk membuatnya dipindahkan ke unit lain rumah sakit di mana ia pikir anaknya akan menerima perawatan medis yang lebih baik.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar