Video itu pun juga diunggah akun media sosial salah satunya akun Instagram @tangerangkeren.
Menurut dia, pristiwa itu terjadi pada Kamis (2/1/2020), persoalannya adalah miskomunikasi dengan seorang pria bernama Raja, yang merupakan relawan dari Jakarta.
“Kronologinya itu, Raja meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Di situ saya bertanya, 'Anda relawan bawa apa saja?'. Ia pun menjawab tak bawa apa-apa, ia hanya membawa selembar kertas dan pulpen,” ujar Syarifudin dalam keterangan yang diterima, Sabtu (4/1/20).
"Tidak ada niat saya menghalangi siapa pun untuk menjadi relawan. Namun, dalam situasi tersebut semua harus dalam satu komando, sehingga semua tertangani dengan jelas dan by data,” ucap Syarifudin.
Apalagi, lanjut Syarifudin, dalam melakukan evakuasi korban banjir, Raja tidak menggunakan alat peralatan pengaman diri dan logistik.
“Dari penglihatan semua itulah yang saya takuti, ada satu pihak yang membuat situasi tak nyaman bagi seluruh personel yang ada di lapangan sejak hari pertama.
Terlebih bisa membuat warga bingung jika pengarahan dilakukan oleh banyak pihak,” ucapnya.
Namun, di balik viralnya kejadian tersebut, Syarifudin mengapresiasi kinerja para relawan yang telah membantu dalam mengevakuasi korban banjir.
"Saya berterima kasih sebesar-bersarnya untuk seluruh relawan dan masyarakat yang telah membantu korban banjir di Kota Tangerang, khususnya di Wisma Tajur. Kita sama –sama berdoa dan terus bergerak, semoga Kota Tangerang cepat pulih,” harapnya.(*)