Di antara dokumen itu, ada juga surat dari Pangeran Saudi Abdul Aziz Al-Saud, yang memberikan "hadiah" senilai 100 juta dollar AS atau 1,4 triliun rupiah.
"Mengingat persahabatan selama bertahun-tahun dan gagasan baru sebagai pemimpin Islam modern, saya dengan ini memberi 100 juta dollar AS sebagai hadiah," tulis sang pangeran.
"Hadiah tidak boleh ditafsirkan sebagai korupsi karena bertentangan dengan praktik Islam," tambah sang pangeran dalam surat bertanggal 1 Februari 2011.
Namun demikian, dokumen tersebut disinyalir sebagai alat untuk membersihkan nama Najib dari kasus mega korupsi yang menderanya.
"Saya bukan lagi perdana menteri dan Raja Abdullah telah wafat, saya pikir pantas untuk mengungkap dokumen berikut untuk membersihkan nama saya dari berbagai tuduhan dan fitnah," ucap Najib.
Mengenai hal itu,PM Mahathir tetap tak mempercayai pernyataan Najib, yang dianggapnya hanya omong kosong belaka.
Mahathir yakin Najib menerima uang sebagai bentuk gratifikasi demi 'mencangkokkan' kepentingan nasional Saudi ke Malaysia yang kala itu sedang diselidiki oleh pihak berwajib.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Konyol, Kerajaan Arab Saudi Malah Sumbang Rp 9,2 Triliun ke Rekening Koruptor Malaysia, Najib Razak yang Sudah Kaya Raya"
(*)