"Saat, dua pasukan udara dan dua divisi serangan udara, empat unit serangan udara, satu unit serangan Spetnaz terpisah, dan sejumlah unit dukungan dan pelatihan ada dalam satu atap Pasukan Udara Rusia," tulis Ilya Kramnik.
Belum lagi, angkatan udara Rusia saat ini memiliki sekitar 120 pesawat angkut Il-76, setara dengan transport C-17 Angkatan Udara AS.
Kramnik menulis, "Mari kita ingat bahwa 45 pesawat yang terlibat dalam latihan militer baru-baru ini, hanya cukup untuk paradrop (terjun payung) kurang dari satu divisi VDV, termasuk dua batalion dengan kendaraan lapis baja."
"Jadi, seluruh armada pesawat Il-76 yang tersedia hanya cukup untuk terjun payung tidak lebih dari dua divisi dengan standar satu set senjata dan peralatan militer."
Dengan kata lain, meskipun mempertahankan angkatan udara divisi ganda, Rusia hanya punya kapasitas untuk menerjunkan kurang dari satu divisi pada satu waktu.
Masalah ini bahkan diakui pada masa Uni Soviet.
Kramnik menulis, "Tidak mungkin mengubah situasi dengan adanya kekurangan pesawat terbang untuk kepentingan VDV berdasarkan klasifikasi utama di masa mendatang.
Ini akan membutuhkan peningkatan ganda untuk kekuatan transportasi udara militer.
Dia menambahkan bahwa hal ini menimbulkan pertanyaan yang pasti berkenaan dengan efektivitas pengeluaran sumber anggaran, sementara dengan mempertimbangkan tinggi biaya peralatan parasut khusus dan pelatihan lompatan personil.