Khusunya penggusuran massal desa nelayan, dan komunitas tepi laut.
Koalisi luas ilmuwan Indonesia, aktivis tanah dan penduduk lokal mengatakan itu adalah proyek aneh dan tidak perlu yang akan mendatangkan bencana lingkungan dan sosial.
Mereka berpendapat kehidupan komunitas nelayan tradisional dihancurkan ketika penggusuran massal diberlakukan.
Mereka juga mengklaim bahwa membentur teluk akan mengubahnya menjadi "septik laguna" dari air tawar yang terperangkap.
Dengan sedikit pengolahan limbah untuk air sungai yang mengalir ke teluk, upaya perusahaan ini untuk "membersihkan" pantai Jakarta bisa berakhir dengan efek sebaliknya.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Disorot Dunia Sebagai Kota Paling Potensial Tenggelam, Beginilah Skenario Gila Untuk Menyelamatkan Jakarta yang Butuh Biaya Hingga Rp555 Triliun."
(*)