Sebelumnya pihak Belanda sendiri banyak mengecam tindakan Inggris. Mereka beranggapan bahwa Inggris tak usah mengusahakan seluruh kemampuannya untuk menjamin kembalinya pemerintahan Belanda di Indonesia.
Sampai saat ini, masih ada segelintir orang Belanda yang menyalahkan Inggris atas lepasnya bekas negara jajahannya yang kaya tersebut.
Kenapa Inggris terlibat pertempuran?
Selama Perang Dunia II, Inggris memiliki pandangan bahwa negara-negara Eropa masih memiliki hak untuk kembali menguasai jajahannya, terutama di Asia dan Afrika. Dalam hal ini, pihak Sekutu merasa berhak atas jajahan yang sebelumnya dikuasai Jerman, Italia, atau Jepang.
Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda pun dianggap bisa dikembalikan ke tangan Belanda setelah Perang Dunia II usai.
Buku Gelora Api Revolusi Sebuah Antologi Sejarah (1986) suntingan Colin Wild dan Peter Carey, menyebutkan bahwa pada 1945, London dan Washington sepakat memberikan daerah Hindia Belanda (Indonesia) ke dalam jajaran wilayah komando Mountbatten yang menguasai beberapa wilayah di Asia Tenggara.
Sebenarnya, usul itu bukan berasal dari Inggris, namun dari Kepala Staf Amerika. Dengan rasa enggan, Inggris menyetujui usul itu dan memasukan Indonesia dalam komando Mountbatten.
Tugas berat dipikul pihak Inggris yang harus memasukkan Indonesia dengan wilayahnya yang luas ke dalam jangkauannya. Akibatnya, pasukan yang datang ke Indonesia diberangkatkan secara bertahap.
Langkah pertamanya adalah melucuti senjata Jepang, menyelamatkan tentara Sekutu yang ditawan, dan mempersiapkan penyerahan pemerintahan kepada Belanda yang petugas sipilnya (NICA) datang bersama tentara Inggris.