Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Enggan Caesar, Lina Meninggal Karena Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi Jadi Ancaman Mematikan Bagi Wanita Hamil, Pertaruhan Hidup dan Mati Bagi Ibu yang Ingin Lahiran Normal

Angriawan Cahyo Pawenang - Jumat, 31 Januari 2020 | 18:42
Hipertensi bisa picu penyakit mematikan lain bagi ibu hamil
Pixabay dan Instagram.Rizky Febian

Hipertensi bisa picu penyakit mematikan lain bagi ibu hamil

Gridhot.ID -Publik baru saja dihebohkan dengn pengumuman resmi mengenai penyebab kematian Lina Jubaedah, mantan istri Sule.

Dari konferensi pers yang ditayangkan melalui youtube KH Channel tersebut, dikatakan kalau almarhum memang sudah memiliki berbagai macam penyakit bahkan sebelum melahirkan.

"Dokter menyampaikan supaya almarhum melahirkan dengan cara caesar. Namun demikian, almarhum bersikeras untuk melahirkan secara normal. Penyampaian dari dokter, ini adalah salah satu hal yang memungkinkan penyakit-penyakit tersebut timbul, karena hipertensi tersebut," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Polisi Bongkar Penyebab Kematian Lina, Ogah Lahiran Caesar Jadi Penyebab Meninggalnya Istri Teddy

Berdasarkan hasil autopsi, kematian Lina bukan karena adanya kekerasan mapun racun dalam tubuh saudari Lina.

Akan tetapi akibat penyakit.

Yaitu gambaran hipertensi kronis dan tukak selaput lendir lambung, batu empedu, dan pembesaran jantung.

Baca Juga: Detik-detik Pengumuman Hasil Autopsi Lina Makin Mendekati, Putri Delina Singgung Soal Dizhalimi, Teddy Justru Ngaku Sudah Lebih Dulu Tahu Sebelum Diumumkan Polisi

Hipertensi memang menjadi penyakit yng sangat ditakuti tiap orang.

Hipertensi dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan jantung yang memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh.

Bahkan jika salah ditangani, hipertensi bisa memancing penyakit lain seperti stroke dan gagal ginjal.

Baca Juga: Dicap Tukang Pijet, Pekerjaan Asli Teddy Sebelum Nikahi Lina Dibongkar Hotman Paris, Benarkah Pengusaha Properti di Amerika?

Baik pria maupun wanita berisiko terkena hipertensi.

Namun, pada wanita terdapat tambahan faktor risiko hipertensi, yaitu saat hamil dan menopause.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pakar hipertensi dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP (K), FIHA, mengungkapkan, saat hamil bisa terjadi hipertensi kronik dan hipertensi gestasional, yaitu tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

Baca Juga: Pensiun Jadi Model Majalah Dewasa, Wanita Ini Menikah dengan Pria Seusia Ayahnya, Dicibir Gila Harta Karena Mau Dipersunting Laki-laki Tua Berduit

Pada hipertensi kronik, umumnya terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau menetap lebih dari 12 minggu setelah melahirkan.

"Pada ibu hamil tidak boleh kasih obat antihipertensi sembarangan. Jika terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan perfusi plasenta yang memperburuk prognosis perinatal," terang Ann dalam diskusi di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Sementara itu, hipertensi gestasional bisa terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Penyebabnya hingga kini belum diketahui dengan pasti.

Baca Juga: Putrinya Kerap Dicap Pelakor di Rumah Tangga Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Siapa Sangka Ayah Mulan Jameela Ternyata Bukan Sosok Biasa, Mantan Prajurit TNI yang Berhadil Tuntaskan Perang Gerilya

Ann mengungkapkan, sekitar 50 persen pasien hipertensi gestasional bisa berkembang menjadi pre-eklampsia pada usia kehamilan 24-35 minggu.

Pre-eklampsia bisa menyebabkan bayi lahir prematur.

Ann mengatakan, prevalensi ibu hamil dengan hipertensi mencapai 2,1 persen.

Baca Juga: Lepas BH di Atas Panggung, Biduan Dangdut Ini Rela Suguhkan Aksi Tak Senonoh di Hadapan Penontonya, Semua Demi Uang Saweran Rp 100 Ribu

Di dunia, prevalensi hipertensi pada kehamilan sekitar 12-18 persen dan mengakibatkan kematian perinatal 20-25 persen.

Bagaimana dengan faktor risiko hipertensi saat menopause?

Ann menjelaskan, menopause menyebabkan wanita mengalami penurunan produksi estrogen.

Baca Juga: Mundur Teratur Ogah Bela Teddy, Pengacara Lina Singgung Soal Etika, Pengumuman Hasil Autopsi Mantan Istri Sule Sudah di Depan Mata

Hal ini mengakibatkan kekakuan dinding arteri hingga akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

"Jadi wanita itu memiliki risiko yang unik dan khusus dalam hubungannya dengan hipertensi," kata Ann.

Ann mengingatkan para wanita untuk rutin mengontrol tekanan darahnya dan menjaga pola makan sehat.

Baca Juga: Teka-teki Pelet Teddy Pada Putri Delina Tuai Simpati, Suami Lina Mengelak Setengah Mati, Ayah Tiri Rizky Febian Meradang Hingga Salahkan Media

(*)

Source :Kompas.comYouTube

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x