Gridhot.ID -Publik baru saja dihebohkan dengn pengumuman resmi mengenai penyebab kematian Lina Jubaedah, mantan istri Sule.
Dari konferensi pers yang ditayangkan melalui youtube KH Channel tersebut, dikatakan kalau almarhum memang sudah memiliki berbagai macam penyakit bahkan sebelum melahirkan.
"Dokter menyampaikan supaya almarhum melahirkan dengan cara caesar. Namun demikian, almarhum bersikeras untuk melahirkan secara normal. Penyampaian dari dokter, ini adalah salah satu hal yang memungkinkan penyakit-penyakit tersebut timbul, karena hipertensi tersebut," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung.
Berdasarkan hasil autopsi, kematian Lina bukan karena adanya kekerasan mapun racun dalam tubuh saudari Lina.
Akan tetapi akibat penyakit.
Yaitu gambaran hipertensi kronis dan tukak selaput lendir lambung, batu empedu, dan pembesaran jantung.
Hipertensi memang menjadi penyakit yng sangat ditakuti tiap orang.
Hipertensi dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan jantung yang memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh.
Bahkan jika salah ditangani, hipertensi bisa memancing penyakit lain seperti stroke dan gagal ginjal.
Baik pria maupun wanita berisiko terkena hipertensi.
Namun, pada wanita terdapat tambahan faktor risiko hipertensi, yaitu saat hamil dan menopause.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pakar hipertensi dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP (K), FIHA, mengungkapkan, saat hamil bisa terjadi hipertensi kronik dan hipertensi gestasional, yaitu tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
Pada hipertensi kronik, umumnya terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau menetap lebih dari 12 minggu setelah melahirkan.
"Pada ibu hamil tidak boleh kasih obat antihipertensi sembarangan. Jika terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan perfusi plasenta yang memperburuk prognosis perinatal," terang Ann dalam diskusi di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Sementara itu, hipertensi gestasional bisa terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Penyebabnya hingga kini belum diketahui dengan pasti.
Ann mengungkapkan, sekitar 50 persen pasien hipertensi gestasional bisa berkembang menjadi pre-eklampsia pada usia kehamilan 24-35 minggu.
Pre-eklampsia bisa menyebabkan bayi lahir prematur.
Ann mengatakan, prevalensi ibu hamil dengan hipertensi mencapai 2,1 persen.
Di dunia, prevalensi hipertensi pada kehamilan sekitar 12-18 persen dan mengakibatkan kematian perinatal 20-25 persen.
Bagaimana dengan faktor risiko hipertensi saat menopause?
Ann menjelaskan, menopause menyebabkan wanita mengalami penurunan produksi estrogen.
Hal ini mengakibatkan kekakuan dinding arteri hingga akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
"Jadi wanita itu memiliki risiko yang unik dan khusus dalam hubungannya dengan hipertensi," kata Ann.
Ann mengingatkan para wanita untuk rutin mengontrol tekanan darahnya dan menjaga pola makan sehat.
(*)