Sebelumnya pada Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk keluar dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).
Perjanjian tersebut melarang AS maupun Rusia (saat itu Uni Soviet) untuk membangun rudal yang bisa menempuh jarak 500-5.500 kilometer.
Baca Juga: Anak Semata Wayangnya Kecelakaan, Agus Harimurti Yudhoyono Minta Doa: Aira Mengalami Fraktur
Ryabkov menjelaskan, Rusia meragukan pernyataan AS maupun Eropa bahwa mereka tidak akan mengembangkan senjata nuklir terbaru.
"Kami sudah mendengarnya. Namun kami tak ingin dikecewakan oleh kolega kami. Karena itu, militer sudah menyiapkan skenario terburuk," kata Ryabkov.
Dia membeberkan adanya kemungkinan Washington bakal menempatkan rudalnya di tempat yang bisa menjangkau Rusia maupun sekutunya.
Ryabkov menjelaskan manuver AS tersebut memberikan mereka kesempatan untuk menghujam pertahanan Negeri "Beruang Merah".
Dia menolak menjabarkan skenario apa yang disiapkan militernya. Namun dia memastikan aksi tersebut bakal sangat efisien dan tidak mahal.
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar