Kemarin, Pyongyang mengumumkan bahwa karantina telah diperpanjang hingga 30 hari - lebih dari dua kali yang direkomendasikan oleh bos kesehatan dunia.
Kim Jong Un pun hampir sepenuhnya menutup perbatasan dengan China, satu-satunya sekutu diplomatik utama mereka.
Penerbangan dikurangi dengan jalan dan rel kereta baik yang tertutup atau sangat dibatasi.
Sementara itu, pejabat tersebut dikarantina di bawah kebijakan mengisolasi siapa pun yang pernah ke China.
Bahkan, seorang pejabat lain dikatakan juga diasingkan ke sebuah peternakan Korea Utara setelah mencoba untuk menutupi perjalanannya ke negara asal wabah virus corona, China.
Pejabat kedua yang diasingkan dilaporkan adalah anggota Badan Keamanan Nasional Korea Utara, menurut Mirror.
Kabar kematian penderita virus corona dari Korut itu justru dibantah oleh Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berpusat di Pyongyang.
Pejabat WHO itu mengatakan pada Voice of America (VOA) bahwa mereka belum mendapat laporan mengenai kasus itu dari pemerintah Korut.
Menurutnya, Korea Utara masih bersikap tak ada kasus virus corona di wilayahnya.
Padahal secara fakta negara komunis itu hanya berjarak 880 mil dari pusat penyebaran COVID-19.
"Pihak berwenang Korea Utara mengatakan kepada FAO bahwa tidak ada kasus virus corona baru, tetapi kami curiga terhadap klaim tersebut," kata Bir Mandal dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB kepada Korea Biomed, seperti dilaporkan oleh Mirror.
Harry Kazianis, Direktur Studi Korea di Pusat Kepentingan Nasional, mengatakan kepada Fox News bahwa tidak mungkin Korea Utara tidak terkena dampak oleh virus corona.
"Mereka jelas berbohong karena mereka tidak ingin menunjukkan kelemahan atau bahwa ada ancaman terhadap rezim," kata Kazianis.
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Tak Mau Ribet, Kim Jong Un Tembak Mati Seorang Pejabat yang Terjangkit Virus Corona, Begini Kata WHO!
(*)
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar