"Hotel Siti, itu punya saya dan masih berdiri. Dua tower. Sudah berdiri. Bahwa belum menguntungkan, ya usaha ya begitu. Tapi bukannya tidak jalan,"sambungnya.
Hotel tersebut, kata Yusuf Mansur, jangan dilihat untung dan ruginya saja, tetapi juga harus dilihat sebagai simbol kebangkitan bersatunya umat.
"Hotel Siti ini lambang, lambang bersatunya umat. Berdiri ini hotel, bukan soal untung dan rugi. Kalau umat bersatu luar biasa, akan besar," tandasnya.
Semula, kata Yusuf Mansur, dirinya tetap bersabar, mengalah, dan diam saja meski dituduh macam-macam.
Namun,tuduhan tersebut sekarang sudah ditulis jadi buku.
Anak-anak keturunannya akan melihat, membaca, dan mendengar bahwa ayahnya, nanti kakeknya disebut sebagai penipu.
"Ayo bismillah. Dari muilai buku yang pertama. sampai yang terakhir. Nanti kita akan bedah. Kalau ada kesalahan di sana, saya Yusuf mansur, tidak pernah tidak gentle. Saya perbaiki. Tapi bila di dalamnya ada fitnah, ya bismilah ya ayo. Sudah niat laporkan balik ke polisi," katanya.
Menurut Yusuf Mansur, dia juga akan melaporkan sejumlah pengelola media online seperti Demokrasi, Klibat.net, dan Toyibah.
"Jadi, kalau selama ini saya sibuk bolak bolak ke kantor polisi karena di-BAP, nanti saya akan bolak balik ke kantor polisi untuk bikin laporan," ujar Yusuf Mansur.