Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada, sudah tidak terkoordinasi dengan baik.
Bahkan, Goliath Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.
"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.
Dax melihat klaim KKB Papua yang menyebut Goliath Tabuni sebagai jenderal besar hanya sebagai bentuk penghormatan di antara mereka terhadap sosok Goliath Tabuni yang dianggap sebagai tokoh yang memimpin perlawanan mereka.
Diakui jika pada 2018, TNI berhasil mengetahui titik persembunyian Goliath Tabuni, tetapi yang bersangkutan dapat melarikan diri.
"Goliath Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama. Goliath lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," kata Dax.
Terkait dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Papua, yang dipicu oleh isu rasisme, Dax mengakui hal tersebut ikut terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan KKB Papua beberapa waktu terakhir.
Menurut dia, isu rasisme menjadi pelecut KKB Papua yang selama ini terus berpindah di hutan-hutan di wilayah pegunungan Papua.
"Namun, memang kami memonitor, dengan adanya beberapa kerusuhan yang terjadi, yang menurut kepolisian itu didalangi oleh KNPB dan UNLWP, timbul suatu gerakan solidaritas dari mereka yang berada di hutan," kata Dax.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: "Kekuatan KKB Papua yang Terpecah Belah Mulai Bersatu, Joni Botak & Lekagak Telenggen Incar Freeport."
(*)
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar