Chen Xi, asisten profesor di Departemen Kebijakan Kesehatan dan Manajemen Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale menilai, AS relatif lebih mampu dalam pengembangan vaksin daripada China karena kecakapan ilmiah dan mode pembiayaan inovatif-pendanaan swasta dan publik.
"Setiap tahun, sekitar 60% obat-obatan dan terapi baru di dunia berasal dari industri farmasi Amerika."
Kementerian Sains dan Teknologi China mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa para peneliti Cina bekerja secara simultan dengan mitra asing dalam pengembangan vaksin dan vaksin akan menjalani uji klinis paling cepat pada bulan April.
Sementara, seorang ahli medis terkemuka AS mengatakan, vaksin virus corona masih dikembangkan sekitar 12 hingga 18 bulan lagi.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: "Tim ahli militer Tiongkok bikin terobosan baru vaksin Covid-19, dunia menanti."
(*)