Gridhot.ID - Indonesia kini sedang dalam kondisi Siaga 1 untuk menghadapi wabah virus Corona.
Bahkan pemerintah sudah berusaha meminta bantuan dari negara lain untuk membantu Tanah Air menghadapi wabah ini.
Dilaporkan jumlah penderita Covid-19 di Indonesia melonjak drastis hanya dalam sehari, yakni 227 kasus dari sebelumnya 172 kasus per Rabu (18/3) dan 11 sembuh.
Namun yang paling adalah angka kematian dengan case fatality rate (CFR) yang tinggi.
Tercatat sudah ada 19 orang dari 227 penderita meninggal, sehingga fatality rate mencapai 8,37% (jumlah meninggal dibagi angka positif x 100%a) yang disebut-sebut jadi ketiga tertinggi di dunia.
Sebagai catatan, hitungan ini merupakan hitungan cara termudah karena pandemi masih berjalan. Antara satu negara dengan negara lainnya memiliki titik start yang berbeda.
Korban yang meninggal tersebar di beberapa daerah. Terbanyak di Jakarta 12 jiwa, Bali dan banten masing-masing 1 orang, Jawa Barat 1 orang, Jawa Tengah 2 orang, Jawa Timur 1 orang, dan Sumatera Utara 1 orang.
Peningkatan yang pesat ini diduga karena banyak pihak yang belum tahu tentang keberadaan virus yang bukan main-main ini.
Wawancara Alessa Fahira dengan Dr.dr.C.Martin Rumende SpPD. KP Finasim, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru, Divisi Pulmonologi dan Penyakit Krisis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI - RSCM yang dimuat di situs RSCM mengajak kita mengetahui dan mencegahnya.
Virus corona adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran napas bagian ataa, dan dapat menyebabkan komplikasi pneumonia serta bisa menyebabkan kematian.
Virus keluarga corona ini bermacam-macam jenisnya. Pada 2002 menyebabkan SARS, Pada 2012 MERS dan pada 2019 menyebabkan pandemi Covid-19.
Gejalanya sangat bervariasi, dari ringan sampai berat. Gejala ringan pilek, batuk, sakit tenggorokan, bisa atau tidak disertai demam.
Pada gejala yang berat,bisa timbul sesak napas akibat infeksi paru, dan pasien membutuhkan perawatan di ICU.
Bagaimanakah cara penularannya? Bisa dengan kontak langsung.
Jadi virus bisa dikeluarkan pada saat pasien yang terinfeksi batuk atau bersin.Menempel di benda-benda, lalu orang lain memegang benda tersebut.
Yang kedua lewat percikan, bila orang batuk atau bersin, lalu ada orang di dekatnya dalam jarak 1 meter maka bisa terjangkit.
Yang 3 lewat airbone, virus dapat tertransimis dalam jarak lebih dari 1 meter akibat terbawa oleh udara. Misalnya pasien diberikan nebulizer, itu malah berisiko virusnya airbone. Tenaga kesehatan bisa kena.
Semua orang berisiko. Terutama orang-orang yang bepergian ke negara yang terjangkit.WHO sudah membuat daftar 31 negara terjangkit. Termasuk Indonesia.
Apabila ada orang yang baru pulang dari negara terjangkit, lalu dalam 2 minggu batuk-batuk, atau terkena infeksi saluran napas, patut diduga dia kena covid-19.
Berapa persen angka kematian yang dapat disebabkan oleh virus corona? Angka kematian yang dilaporkan sepanjang ini masih di bawah SARS dan MERS. Angka kematian MERS 34%, SARS 24% dan Covid-19 2-3%.
Namun demikian, angka penderita Covid-19 jauh lebih tinggi dari SARS dan MERS, hingga kini mencapai 9000 orang di seluruh negara yang terjangkit.
Kita harus memeriksakan diri ke rumah sakit, salah satunya setelah kita pulang dari negara terjangkit, seperti pulang dari Singapura atau dari Malaysia.
Lalu dalam waktu periode setelah pulang mengalami infeksi saluran napas atas, harus segera periksa ke dokter.
Cara mencegah, hindari kerumunan. Lalu mengambil jarak 1 meteir kalau terpaksa bepergian karena kita tidak tahu apakah orang itu terpapar virus atau tidak.
Sering mencuci tangan, terutama sebelum memegang mata, hidung, mulut untuk menghindari transmisi secara kontak.
Bila batuk atau bersin menutupi dengan tisu atau lengan baju untuk menghindari kontaminasi secara droplet.
Menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. Tidur 6-8 jam. Makan 3 kali sehari, cukup minum.
Untuk menghadapi wabah ini, tidak semua orang harus menggunakan masker.
Penggunaan masker diutamakan untuk mereka yang sedang flu supaya tidak menularkan virusnya. Lalu yang berisiko tinggi, yaitu ibu hamil, manula dan anak-anak.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Mengapa Indonesia yang Dulu Nihil Virus Corona, Tiba-Tiba Pasiennya Terus Bertambah Sejak Ada Pasien yang Positif Covid-19? Ilmuwan Ungkap Alasan Ini.
(*)