"Setiap hari saya selalu telepon orang tua untuk mengabari kondisi saya, agar mereka tidak cemas dengan saya. Setiap hari. Saya juga bilang ke mereka agar mereka tidak keluar rumah, agar tidak terinfeksi," pungkasnya.
Bukan hanya meninggalkan orang tua di rumah yang membuatnya berat, tetapi juga pekerjaannya sendiri.
"Setiap hari saya harus memakai sepatu boots dan itu berat. Saya juga harus memakai hazmet suit dan kacamata googles. Seragam perlindungan itu membuat saya memang risih. Tubuh saya merasa kurang nyaman memakai baju, karena baju itu sangat panas," jelasnya.
Suhu udara untuk perawatan pasien corona memang harus dibuat negatif.
Kata Nurul, itu untuk menghambat penyebaran virus dan kuman.
Tapi, ruangan itu membuatnya berkeringat dan panas sehingga ia pun risih dengan perlengkapan yang dipakainya.
Cuma ya, hanya itu yang bisa melindungi Nurul dari penyebaran virus.
"Untungnya, pasien saya kondisinya terlihat sehat. Dia juga tenang selama dirawat. Jadi, saya merasa tidak terlalu berat dengan tugas saya ini. Cuma, ya itu, rasa takut akan tertular terus menghantui saya setiap hari, walaupun saya sudah memakai alat perlindungan diri dengan sebaik-baiknya," jelasnya.
Maka dari itu, di waktu istirahatnya, ia sering mencurahkan hatinya merawat pasien Covid-19 di rumah sakit.