Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Rabu (25/3/2020) lalu, Ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi) tutup usia.
Sudjiatmi Notomihardjo meninggal di RS DKT Slamet Riyadi Kota Solo sekitar pukul 16.45 WIB.
Eyang dari Kaesang Pangarep ini meninggal dunia lantaran sudah 4 tahun lamanya mengidap kanker.
Presiden Jokowi melepas kepergian sang ibunda di peristirahatan terakhirnya di Dukuh Mundu, Kelurahan Selokaton Gondangrejo, Karanganyar, Kamis (26/3/2020) siang kemarin.
Melansir Kompas.com, sebelum upacara pemakaman, Presiden Jokowi dan keluarga melakukan tradisi brobosan terlebih dahulu.
Tradisi brobosan merupakan bentuk penghormatan keluarga kepada almarhumah sebelum dikebumikan.
Usai jenazah dishalatkan dan peti jenazah diangkat menuju makam, para anggota keluarga memutarinya dengan melewati bagian bawah peti jenazah.
Pada saat proses pemakaman, Jokowi ikut turun ke liang lahat ketika prosesi pemakaman berlangsung.
Hal tersebut terlihat dari foto yang dibagikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, kepada wartawan, Kamis sore.
Jokowi yang memakai kemeja putih dan peci hitam terlihat berada di liang lahat ibunda.
Ia bersiap menyambut jenazah untuk dimakamkan.
Sementara, beberapa orang lainnya terlihat tengah membantu proses pemakaman.
Dalam foto lainnya yang dibagikan Erick Thohir, terlihat Jokowi ikut mencangkul tanah untuk menutup jenazah ibunya yang sudah dimakamkan.
Namun ternyata, ada kisah di balik proses pemakaman ibunda orang nomor satu di Indonesia itu.
Suripto, sang penggali kubur yang mendapat amanah keluarga Jokowi mengaku ikhlas membantu tanpa pamrih.
Dilansir dari Tribunnewsmaker.com, Suripto mengungkapkan dirinya baru mendapat kabar meninggalnya nenek Gibran Rakabuming Raka itu sekira pukul 18.00 WIB.
Itu didapatkannya langsung dari kepala dusun setempat.
"Saya dapat kabarnya dari pak Kadus, dapatnya saat adzan Maghrib," ungkap dia.
Selanjutnya pria paruh baya itu pun diminta untuk bersiap mengumpulkan teman-teman.
Ia juga mengaku jika selama ini, penggali liang lahat di pemakaman keluarga Presiden Jokowi adalah dirinya.
Kini, ia diberi tugas untuk menggali pusara ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo atau akrab disapa Eyang Noto.
"Untuk proses penggalian pusara keluarga Pak Jokowi yang tanggung jawab menggali dari awal itu saya," bebernya.
Suripto mengaku sudah menggali pusara untuk keluarga Presiden Jokowi sejak pemakaman nenek orang nomor satu di Indonesia itu.
"Mulai dari nenek, bapak, dan adik iparnya Pak Jokowi, terus ini saya diberi amanah lagi," akunya.
Namun, Suripto ternyata tidak menerima upah atau bayaran ketika melakoni pekerjaannya sebagai penggali kubur.
Dibantu tujuh rekan lain, Suripto melakukannya tanpa pamrih saat menggali pusara Eyang Noto.
Suripto bahkan akan melakukan protes jika diberi bayaran.
Suripto pun kemudian membeberkan alasan kenapa dirinya tak pernah meminta upah.
"Saya melakukannya tanpa pamrih, sebagai bentuk gotong royong warga sekitar sini," ungkap dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika yang dimaksud tampa pamrih, yakni tidak meminta bayaran sedikitpun.
"Kalau ada bayaran saya pasti protes, itu tidak boleh ada," jelas dia.
"Takutnya akan membudaya dan rasa sosialnya menghilang," tuturnya menekankan.(*)