Menurutnya, langkah pertama adalah merentangkan kain yang akan digunakan menghadap ke arah cahaya.
Jika cahaya menembus dengan mudah melalui serat kain, dan kita hampir bisa melihat serat-seratnya, artinya itu bukan bahan yang bagus digunakan untuk membuat masker.
Sebaliknya, jika kain tersebut lebih padat dan tidak banyak menembus cahaya, bahan itu bisa digunakan.
"Jika itu adalah tenunan yang lebih padat dengan bahan yang lebih tebal dan tidak terlalu banyak cahaya menembus, artinya bahan itu bisa kita gunakan sebagai masker." Saran ini diungkapkan Segal seperti dikutip dari NY Times.
Jika memungkinkan, Segal menyarankan agar menggunakan kain katun quilting.
Sebab, quilting cenderung memiliki kualitas yang lebih baik dan serat yang rapat.
Saran ini juga didasari sebuah studi yang dilakukan di Wake Forest Institute for Regenerative Medicine.
Berdasarkan studi tersebut, masker kain buatan rumahan mempunyai kemampuan menyaring cukup baik, dalam pengujian tingkat penyaringannya mencapai 70-79%.
Jika ingin membuatnya sendiri, disarankan untuk menggunakan dua lapis katun quilting berkualitas yang dilapis kembali pada bagian dalam dengan flanel atau lapisan katun lainnya.